Blogger Perempuan

5 Tahap Menuju Blogger Profesional yang Wajib Diperhatikan

 “Memangnya menulis doang bisa kaya?” pertanyaan itu pernah saya dapatkan ketika saya baru selesai kuliah S1. Si penanya adalah teman saya sendiri, bestie pula. Dia bertanya sambil tertawa mengejek dengan posisi sedang rebahan di kasur saya yang spreinya baru diganti dan wangi.

Waktu itu saya cuma diam, lantas memilih menyusun-nyusun buku di rak yang nyaris ambruk. Pertanyaannya terngiang lagi di kepala saya, memangnya menulis bisa kaya?


[Photo: Pexels]

Pertanyaan yang membuat galau itu cuma mampir sebentar. Lantas saya teringat pada seorang travel blogger yang menginspirasi saya menulis blog saat sekolah dulu. Beberapa blogger yang saya kenal via MiRC dan Yahoo Messenger pada zaman internet lagi naik daun di Aceh, serta beberapa orang yang mendedikasikan dirinya sebagai penulis. Mereka tidak miskin, meski saya tidak yakin mereka cukup kaya.

Satu hal yang pasti, menulis itu akan membuat kita kaya akan pengetahuan. Mau nggak mau si penulis harus membaca. Penulis juga kaya akan sudut pandang kehidupan, karena pembaca yang suka berkomentar tentu akan memberikan sudut pandangnya sendiri. Pokoknya penulis itu kaya, deh. Termasuk blogger, bisa kaya juga, kok.

Setelah ngobrol-ngobrol di grup materi menjadi blogger profesional bareng ODOP Blogger Squad (OBS), saya menyimpulkan setidaknya ada lima tahap menuju blogger pro. By the way, ini kesimpulan yang saya konsepkan dalam pikiran sendiri berdasarkan pengalaman saya menuju blogger profesional, lho. Jika ada tambahan, boleh banget drop di kolom komentar.

1.   Menentukan Niche

Kenapa niche duluan? Sepengamatan saya, menentukan menulis apa sangat penting untuk menentukan arah blog kita mau dibawa kemana. Salah satu blogger profesional memiliki niche blog yang jelas, sehingga gampang menentukan konsep blog yang akan dibangun nantinya.

The Oliversity blog lifestyle yang kecenderungannya di studying and life. Bagian study juga khusus mmbahas komunikasi dan studi media. Kelak isinya nggak akan jauh-jauh dari materi tentang komunikasi dan  studi media. Kalau mau membaca soal kehidupan dunia kampus, feel free to click label life. Di sini sekelumit cerita hidup dunia kampus akan dibahas.

[Photo: Dokumentasi Pribadi]


2.   Memilih Domain

Sebelumnya saya sudah pernah punya domain bernama ulfakhairina.com. Domain ini sudah lama banget saya impikan, sejak duduk di bangku kelas tiga Aliyah setelah bertemu dengan seorang travel blogger yang memberi inspirasi saya untuk ngeblog dan fokus di book blogger. Sayangnya, saya nggak memperpanjang domain ini lagi karena harganya terlalu mahal.

Domain ini saya beli melalui teman saya. Tidak tahu dia beli di provider mana, tapi saya merasa terlalu mahal. Tekad saya yang waktu itu ingin membuat blog saya terlihat profesional dengan segala konten dunia kuliah, jalan-jalan, dan buku akhirnya memberi keberanian untuk menjual koleksi tas kesayangan untuk membeli domain.

Tahun kedua, saya memperpanjang dari honor menulis artikel untuk media internal. Tahun ketiga, saya memperpanjang dari pemasukan menulis surat lamaran CPNS (hahaha). Domain ini bertahan selama lima tahun. Setelah kesibukan saya di kampus meningkat, blog ini akhirnya berdebu dan sedikit terbengkalai. Pemasukannya juga vakum, jadi saya memilih berhenti dan mencari provider yang bisa ngasih harga murah. Dua juta terlalu berat buat saya. Meskipun merelakan setelah lima tahun bersama juga berat.

Domain kedua saya beli pada tahun 2021, seminggu setelah lahiran karena bosan. Awalnya cuma sekedar ingin pindah rumah. Memulai dari awal, tanpa tujuan yang pasti. Mau dibawa kemana blognya masih abu-abu. Sampai akhirnya menemukan semangat setahun belakangan.

Karena saya serius dengan Oliverial, tapi masih ingin belajar pofesional juga, akhirnya saya membeli domain ketiga bulan lalu. Ukhairina yang khusus diperuntukkan untuk urusan akademik dan serius ngeblog bareng ODOP Blogger Squad (OBS).

Pemilihan domain juga nggak asal tunjuk, kok. Semuanya punya filosofinya sendiri. Jika ulfakhairina.com diperuntukkan untuk personal branding saya pada awalnya, oliverial.com untuk mewakili dan menjadi wadah di dunia perbukuan. Rasanya akan lebih professional saja membuka ruang untuk berbagi kisah di dunia literasi melalui Oliverial yang juga punya akun instagramnya.

Berbeda dengan ukhairina.com yang memang punya cerita sendiri. Awalnya saya ingin tetap memakai ulfakhairina dengan ekstensi yang berbeda. Ganti co atau id, tapi rasanya kok berbeda, ya. Vibe yang saya dapatkan berbeda sekali dengan penggunaan .com, akhirnya saya memilih nama yang sering tersingkat di dunia akademik dan tetap pakai .com. By the way, pakai .co ternyata mehong banget.

3.   Membeli Domain

Saya memang tidak pakai yang gratisan lagi. Saya membeli domain di Rumah Web, sebuah provider yang disarankan oleh teman sesama jurnalis saat berbincang soal membeli domain. Ihan Nurdin namanya, mungkin juga familiar bagi sebagian blogger.

Kak Ihan berbagi pengalaman soal membeli domain di Rumah Web. Selain harganya terjangkau, penjelasan untuk pemasangan dan lain-lain juga lumayan. Akhirnya saya memulai komunikasi dengan admin Rumah Web. Nggak begitu fast respon, tapi cukup membuat saya puas dan merasa dapat informasi yang saya butuhkan.

Tanpa berpikir panjang, saya langsung membuat akun di Rumah Web dan membeli domain di sini. Prosesnya semua melalui website dan di akun yang sudah kita buat. Untuk pembayaran, saya memilih pembayaran melalui Indomaret. Saya merasa lebih aman dan jelas saja melalui Indomaret.

Pembelian domain kedua di Rumah Web saya bayar melalui transfer bank. Memang harganya sedikit lebih mahal, sih. Namun dibandingkan dengan pengalaman membeli domain pertama, saya merasa pengalaman membeli di Rumah Web lumayan murah, cepat, dan mudah.

Untuk transfer data dari akun lama ke domain baru juga mudah. Saya cuma mengikuti proses tertulis (bukan video YouTube) dari halaman yang dibagikan oleh Rumah Web. Itu saja yang saya ikuti dan utak atik sampai jadi. Akhirnya, taraaa!! Jadilah ia blog yang sesuai dengan keinginan saya sampai meski belum sempurna seperti yang kalian baca ini.

4.   Menata Blog Impian

Kata teman-teman blogger, setelah punya domain dan punya tulisan kita punya tugas untuk menata blog seperti yang kita inginkan dan nyaman juga buat yang berkunjung. Saya setuju banget.

Sama seperti belajar, menata blog juga butuh belajar.
[Photo: Pexels]

Setelah mengikuti materi kedua dengan ODOP Blogger Squad beberapa hari lalu, saya merasakan kelelahan yang menyenangkan. Sebelumnya, saya sampai bergadang lebih tiga hari karena menata blog impian agar sesuai dengan keinginan saya. Padahal posisinya saya baru lahiran dan operasi secar. Seniat itu, sih (hahaha, abaikan!).

Menata blog impian ini memang nggak bisa sim salabim abakadra langsung jadi. Butuh proses dan kesabaran untuk mengutak atik. Terkadang tergoda juga untuk mengganti template yang sesuai dengan keinginan, tapi kapan? Ya, kapan ada waktu. Terpenting sabar dan terus belajar.

5.   Writing and Sharing

Namanya juga blog, kalau tidak ada tulisan namanya apa, ya? Tentu setelah punya domain, menjadi blogger professional juga wajib memperhatikan kontennya. Namanya blog, otomatis salah satu kontennya adalah tulisan. Menulis untuk mengisi menu-menu yang akan disajikan untuk para tamu yang dating dan melakukan blog walking.

Tulisan kita bisa menjadi apa saja. Dia nggak akan menjangkau semua pembaca karena pencarian pembaca juga berbeda. Akan tetapi, setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri. Saya yakin itu. Untuk mendapatkan pembacanya, salah satu cara yang dilakukan oleh seorang blogger adalah dengan berani membagikannya. Setelah writing, then you must share it.

Membagikan tulisan ke media sosial salah satu bentuk profesionalisme yang kita bangun sebagai blogger. Berani menunjukkan identitas dan warna baru dalam berkarya. Percaya nggak, sih? Satu artikel yang memikat pembaca, bisa mengikat blog kita di dalam pikirannya.

4 komentar

  1. Nggak habis pikir domain .com harganya bisa dua juta, Kak. Aku juga punya pengalaman buruk dengan provider. Jadi, sebelum membeli harus dipastikan dulu kredibilitasnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, Kak. Katanya sekalian desain. Padahal cuma template doang mah.

      Hapus
  2. Well noted banget.. Suatu saat kalau beli domain lagi, bisa jadi pertimbangan aku, Kak...

    Vita mamanesia.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, Kak. Mana tahu mau nambah domain kan ya

      Hapus