Apa
yang Anda pikirkan mendengar istilah jurnalisme lingkungan? Tentu tidak jauh
dari informasi penghijauan dan perusakan hutan yang kerap diberitakan di media
massa. Ya, memang begitulah kebanyakan berita yang berkaitan dengan lingkungan
yang masuk ke media massa dan diterima oleh masyarakat kita.
Terlepas
dari banyaknya berita yang sama di media massa, jurnalisme lingkungan membahas
banyak hal terkait dengan perubahan lingkungan, iklim, dan hal-hal yang terkait
dengan alam dalam jangkauan yang lebih luas.
[Photo: Pexels] |
Sama
halnya dengan jurnalisme damai, jurnalisme lingkungan juga termasuk
dalam genre jurnalisme baru yang muncul di akhir 90-an. Jurnalisme lingkungan
tidak sekedar ditulis dengan melihat dan wawancara. Lebih detil lagi,
jurnalisme lingkungan ditulis dengan lebih spesifik dengan melibatkan informasi
ilmiah sesuai dengan kebutuhan informasi yang ditulis. Semisal saat seorang
jurnalis menulis tentang isu kerusakan lingkungan, maka penulis juga harus
melakukan riset pustaka lebih dalam tentang dampak kerusakan dan hal-hal pemicu
berdasarkan riset pustaka.
Jurnalis
lingkungan juga mengekspos hal-hal yang merusak lingkungan yang berdampak pada
perubahan ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa terjadi kapan saja. Sebut saja
masalah yang ditimbulkan oleh pembangunan sebuah proyek di sebuah pulau. Selain
melakukan peliputan yang mendalam, jurnalis harus peka untuk melakukan
peliputan yang berkaitan dengan hal-hal detil di luar kebiasaan yang dilakukan
oleh jurnalis di lapangan.
Selain
itu, dalam menulis jurnalisme lingkungan jurnalis harus memperhatikan hal-hal
yang berkaitan dengan masyarakat. Opini publik sangat dibutuhkan dalam mengawali
peliputan dalam konteks jurnalisme lingkungan. Penggunaan bahasa dalam penyampaian
informasi jurnalisme tentu berbeda dengan yang digunakan untuk jurnalisme politik
atau jurnalisme lainnya.
Sasaran
jurnalisme lingkungan bukan saja untuk pembaca yang memiliki tingkat pendidikan
tinggi. Masyarakat dengan pendidikan rendah juga sasaran utama jurnalisme
lingkungan. Informasi yang disampaikan tentu harus mudah dipahami, tidak
bertele-tele, dan menyederhanakan istilah ilmiah agar dapat diterima oleh
masyarakat berpendidikan rendah.
Bagi
mahasiswa dan praktisi jurnalistik, jurnalisme bukan saja warna baru di dunia jurnalisme. Akan tetapi juga menjadi
PR besar dalam menyampaikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya.
Posting Komentar