“Masalah lingkungan sekarang semakin pelik, dosen bukan cuma mengajar tetapi juga kekuatan pengabdiannya harus tinggi. Bergabung dan mampu menulis artikel lingkungan hidup jadi menjadi dosen di beberapa kampus.” Seorang dosen berbicara panjang lebar pada beberapa pemuda yang berstatus dosen tidak tetap. Mereka tergabung dalam Dosen Luar Biasa yang hanya datang saat mengajar saja.
Beberapa
dosen yang bersiap untuk mengajar antusias mendengarkan ceramah
dosen yang tergolong lebih senior. Enam tahun menjadi dosen PNS dan tujuh tahun
menjadi dosen tetap dengan ikatan khusus memberinya banyak pengalaman di dunia
akademik. Terlebih lagi, dia adalah founder salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak menjaga pohon. Bumoe Indatu Ceudah (BIC) namanya. Belakangan aktif mengajak dosen muda dan mahasiswa serta masyarakat menjaga pohon dengan membersihkannya. Setiap kata yang diucapkan sang dosen menuju senior ini menjadi
rujukan untuk para pejuang NIP melalui salah satu formasi yang dibuka.
“Bagaimana
cara membuktikan kalau kita cinta lingkungan, Pak? Apakah ada pertanyaan khusus
di salah satu jenis soal?” tanya salah satu dosen muda dengan serius. Pertanyaan
yang sama juga bercokol dalam benak yang lain. Syarat menjadi dosen PNS sudah terpenuhi
secara teknis dan administrasi, tapi mereka tahu ada syarat tambahan tak
tertulis yang menjadi momok paling menentukan saat tahap terakhir tes.
![]() |
Menjaga pohon salah satu bentuk cinta lingkungan sederhana. [Photo: Pexels/Pixal] |
Syarat
tidak tertulis itu bisa muncul kapan saja, baik melalui tersirat, tersurat,
atau aksi. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh calon dosen untuk menunjukkan
sikap cinta lingkungan bisa terlihat dari beberapa indikator.
Bergabung Dalam Komunitas Pecinta Lingkungan
Kelihatannya
memang sepele dan terlalu menghabiskan waktu untuk melakukan hal yang sudah
dipikirkan oleh orang lain. Namun dalam pertanyaan Tes Karakteristik Pribadi (TKP)
saat Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) ada pertanyaan yang menyerempet ke arah
sikap kita memperlakukan lingkungan. Pengalaman saya saat mengikuti SKD pada
tahun 2018, ada pertanyaan yang terkait sikap kita terhadap alam dan lingkungan.
Memang
benar, tidak ada benar dan salah dalam soal ini. Akan tetapi, ada jenjang nilai
tergantung pada jawaban yang kita pilih. Jawaban paling idealis dan realistis
diterapkan akan menjadi angka tertinggi. Tentu saja, mana yang paling idealis
dan realistis tergantung pada sistem. Untuk menjawab dengan nilai tertinggi,
pengalaman di lapangan sangat diperlukan.
Bergabung
dalam komunitas pecinta lingkungan bukan saja sekedar pertanyaan TKP. Namun mampu menulis artikel lingkungan hidup akan
menjadi poin lebih sebagai syarat menjadi dosen saat Seleksi Kemampuan
Bidang (SKB). Jika wawancara dilakukan dengan tatap muka, maka akan
dipertanyakan tingkat keseriusan kita dalam pengabdian. Bergabung dalam
komunitas pecinta lingkungan salah satu cara melakukan pengabdian kepada masyarakat
dengan dampak yang nyata.
Menulis Artikel Lingkungan Hidup Sebagai Nilai Tambah
Apapun
bidang keilmuan yang menjadi latar belakang pendidikan, tentu saja menulis artikel adalah salah satu bentuk keseriusan kita di bidang akademik. Artikel yang
dimaksud tidak harus berupa jurnal ilmiah. Artikel populer seperti esai, opini, atau surat pembaca akan
menunjukkan keseriusan seorang calon dosen dalam dedikasinya terhadap
lingkungan.
Lantas,
bagaimana cara menulis artikel tentang lingkungan agar tidak keluar dari bidang
keilmuan? Beberapa cara dapat dilakukan untuk syarat menjadi dosen yang menjadi nilai tambah.
1. Menulis Artikel Kreatif
Menulis esai atau opini menjadi salah satu cara termudah
untuk menunjukkan keseriusan seseorang dalam mengamati isu lingkungan. Meskipun
bukan pakar di bidang lingkungan, calon dosen bisa menunjukkan keseriusannya
dalam menulis artikel kreatif. Menulis artikel lingkungan hidup dan mempublikasikan tulisan akademik menjadi bagian erat dan
penting bagi dosen setelah lulus syarat menjadi dosen. Tulis artikel
kreatif sebanyak mungkin untuk ditunjukkan pada pewawancara ujian tentang kiprah
kita sebagai pengamat dan pecinta lingkungan. Sebagai salah satu isu yang
krusial saat ini, isu lingkungan menjadi topik yang dilirik untuk semua ranah
keilmuan.
2. Lakukan
Penelitian Terkait Isu Lingkungan
Kata siapa isu lingkungan hanya untuk jurusan tertentu? Justru
isu lingkungan merupakan isu umum yang benang merahnya bisa ditarik kemana
saja. Lakukan penelitian terkait isu lingkungan baik untuk jurnal ilmiah atau hibah
penelitian lainnya. Sebelum menjadi dosen tetap, mungkin sulit sekali
mendapatkan kesempatan bergabung dengan penelitian dari dana hibah. Gunakan jaringan
semasa kuliah untuk bergabung dengan tim peneliti sehingga memiliki track
record untuk melakukan penelitian.
![]() |
Penebangan pohon salah satu isu lingkungan yang bisa diteliti. [Photo: Pexels/Khayd Enard] |
Bagi jurusan eksak, penelitian tentang dampak dan efektivitas
bisa dilakukan. Sementara jangkauan untuk ilmu sosial bisa lebih meluas sesuai
dengan minat dan relevansi keilmuannya. Artikel ilmiah berupa jurnal bisa
dipublikasikan ke jurnal bereputasi atau belum terakreditasi. Meskipun bagi
sebagian orang tulisan yang dipublikasikan sebelum menjadi dosen tetap tidak
berguna, tapi menulis artikel lingkungan hidup bisa untuk melengkapi syarat jabatan
fungsional dosen. Salah satu syarat untuk mendapatkan jabatan fungsional
pertama yang disebut Asisten Ahli (AA) harus memiliki jurnal ilmiah.
Melakukan penelitian menulis artikel lingkungan hidup terkait isu terkini tidak ada
ruginya, kan? Justru ditulis oleh latar belakang akademisi, kampanye tentang
lingkungan akan lebih diminati dan memiliki kredibilitas di masyarakat.
3. Bergabung
Dalam Penulisan Book Chapter yang Mengangkat Tema Lingkungan
Belum
menjadi dosen tetap, tapi ingin punya buku serius yang bisa dipakai sebagai
referensi dalam jurnal, skripsi, tesis, bahkan disertasi? Bergabung dalam tim yang menulis artikel lingkungan hidup melalui penulisan book chapter yang mengangkat tema
lingkungan salah satu caranya. Usaha kita hanya memantau kampus-kampus yang open
submission untuk abstrak bertema lingkungan.
Sama
seperti pada poin pertama dan kedua, book chapter juga bisa ditulis
sebelum seseorang menjadi dosen tetap. Ini bisa menjadi tambahan poin saat seleksi akhir. Semakin banyak karya di bidang akademik, semakin
besar peluang berada di berbagai kompetensi.
Syarat Menulis Artikel Lingkungan Hidup Untuk Dosen Berlebihan?
Dalam
proses persaingan di bidang akademik, tidak ada yang tidak mungkin. Apa saja bisa terjadi tergantung
situasi. Terutama jika kampus yang menjadi tujuan dekat dengan kerusakan
lingkungan. Hal ini memberi peluang besar pada pemberi dana bantuan untuk melibatkan
kampus dan para dosen melakukan penelitian demi evaluasi terhadap isu
lingkungan.
Keseriusan
akademisi memperhatikan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kelompok tertentu
bisa menjadi kelebihan dalam menguatkan posisi sebagai calon dosen. Pendidikan
tinggi memberi kekuatan bagi seseorang untuk memenuhi syarat menerima hibah penulisan dan penelitian. Walaupun hanya sekedar menulis artikel lingkungan hidup, tapi untuk seorang pengajar di pendidikan tinggi sangat berpengaruh, lho. Jadi, syarat menulis artikel lingkungan hidup tidak berlebihan, karena isu lingkungan tentu tugas pengabdian untuk semua
orang.
Di tingkat
perguruan tinggi, banyak sekali dosen-dosen yang mengabdikan diri menjadi
pengamat dan pemerhati lingkungan. Bahkan mereka turun aksi langsung ke
lapangan untuk melakukan kampanye penyelamatan lingkungan dengan aksi-aksi
sederhana. Aksi-aksi sederhana yang dilakukan kelompok kecil mengedukasi
masyarakat untuk ikut melakukan aksi dalam menjaga lingkungan.
![]() |
Sampah plastik salah satu penyebab pencemaran lingkungan. [Photo: Pexels/Mali] |
Sederhana saja, aksi bisa dilakukan dengan mengajak mahasiswa membersihkan sampah di pantai, membersihkan benalu di pohon trotoar kota, memilah sampai organik dan nonorganik, dan aksi lainnya. Meski di awal tidak mendapatkan perhatian, setelah berulang kali dilakukan tentu akan ada pertanyaan dan ingin tahu dari masyarakat. Aksi pengabdian sederhana ini tidak berlebihan jika dilakukan secara kontinyu.
Jadi, tidak ada yang berlebihan jika syarat menulis artikel lingkungan hidup ditambahkan sebagai salah satu nilai ukur pengabdian dan penelitian seseorang di dalam dunia akademik. Artikel bisa ditulis berdasarkan pengamatan di lapangan dalam bentuk laporan. Menulis artikel lingkungan hidup bisa dimulai dari aksi di lapangan. Maka, bersiaplah! Cintai lingkungan dengan aksi nyata, lalu menulis artikel lingkungan hidup sebagai bukti dedikasi bahwa akademisi memiliki kontribusi terhadap lingkungan. Lingkungan sehat, hati bahagia, dan bumi pun selamat.
Posting Komentar