Blogger Perempuan
Ulfa Khairina | Find The Oliversity Through Your Chapter
Ulfa Khairina | Find The Oliversity Through Your Chapter

Bersiaplah! Dosen Harus Bisa Menulis Artikel Lingkungan Hidup

Keseriusan akademisi memperhatikan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kelompok tertentu bisa menjadi kelebihan dalam menguatkan posisi cados.

 “Masalah lingkungan sekarang semakin pelik, dosen bukan cuma mengajar tetapi juga kekuatan pengabdiannya harus tinggi. Bergabung dan mampu menulis artikel lingkungan hidup jadi menjadi dosen di beberapa kampus.” Seorang dosen berbicara panjang lebar pada beberapa pemuda yang berstatus dosen tidak tetap. Mereka tergabung dalam Dosen Luar Biasa yang hanya datang saat mengajar saja.

Beberapa dosen yang bersiap untuk mengajar antusias mendengarkan ceramah dosen yang tergolong lebih senior. Enam tahun menjadi dosen PNS dan tujuh tahun menjadi dosen tetap dengan ikatan khusus memberinya banyak pengalaman di dunia akademik. Terlebih lagi, dia adalah founder salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak menjaga pohon. Bumoe Indatu Ceudah (BIC) namanya. Belakangan aktif mengajak dosen muda dan mahasiswa serta masyarakat menjaga pohon dengan membersihkannya. Setiap kata yang diucapkan sang dosen menuju senior ini menjadi rujukan untuk para pejuang NIP melalui salah satu formasi yang dibuka.

“Bagaimana cara membuktikan kalau kita cinta lingkungan, Pak? Apakah ada pertanyaan khusus di salah satu jenis soal?” tanya salah satu dosen muda dengan serius. Pertanyaan yang sama juga bercokol dalam benak yang lain. Syarat menjadi dosen PNS sudah terpenuhi secara teknis dan administrasi, tapi mereka tahu ada syarat tambahan tak tertulis yang menjadi momok paling menentukan saat tahap terakhir tes.


Mencintai lingkungan melalui jaga pohon
Menjaga pohon salah satu bentuk cinta lingkungan sederhana.
[Photo: Pexels/Pixal]

Syarat tidak tertulis itu bisa muncul kapan saja, baik melalui tersirat, tersurat, atau aksi. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh calon dosen untuk menunjukkan sikap cinta lingkungan bisa terlihat dari beberapa indikator.

Bergabung Dalam Komunitas Pecinta Lingkungan

Kelihatannya memang sepele dan terlalu menghabiskan waktu untuk melakukan hal yang sudah dipikirkan oleh orang lain. Namun dalam pertanyaan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) saat Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) ada pertanyaan yang menyerempet ke arah sikap kita memperlakukan lingkungan. Pengalaman saya saat mengikuti SKD pada tahun 2018, ada pertanyaan yang terkait sikap kita terhadap alam dan lingkungan.

Memang benar, tidak ada benar dan salah dalam soal ini. Akan tetapi, ada jenjang nilai tergantung pada jawaban yang kita pilih. Jawaban paling idealis dan realistis diterapkan akan menjadi angka tertinggi. Tentu saja, mana yang paling idealis dan realistis tergantung pada sistem. Untuk menjawab dengan nilai tertinggi, pengalaman di lapangan sangat diperlukan.

Bergabung dalam komunitas pecinta lingkungan bukan saja sekedar pertanyaan TKP. Namun mampu menulis artikel lingkungan hidup akan menjadi poin lebih sebagai syarat menjadi dosen saat Seleksi Kemampuan Bidang (SKB). Jika wawancara dilakukan dengan tatap muka, maka akan dipertanyakan tingkat keseriusan kita dalam pengabdian. Bergabung dalam komunitas pecinta lingkungan salah satu cara melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan dampak yang nyata.

Menulis Artikel Lingkungan Hidup Sebagai Nilai Tambah

Apapun bidang keilmuan yang menjadi latar belakang pendidikan, tentu saja menulis artikel adalah salah satu bentuk keseriusan kita di bidang akademik. Artikel yang dimaksud tidak harus berupa jurnal ilmiah. Artikel populer  seperti esai, opini, atau surat pembaca akan menunjukkan keseriusan seorang calon dosen dalam dedikasinya terhadap lingkungan.

Lantas, bagaimana cara menulis artikel tentang lingkungan agar tidak keluar dari bidang keilmuan? Beberapa cara dapat dilakukan untuk syarat menjadi dosen yang menjadi nilai tambah.

1.    Menulis Artikel Kreatif

Menulis esai atau opini menjadi salah satu cara termudah untuk menunjukkan keseriusan seseorang dalam mengamati isu lingkungan. Meskipun bukan pakar di bidang lingkungan, calon dosen bisa menunjukkan keseriusannya dalam menulis artikel kreatif. Menulis artikel lingkungan hidup dan mempublikasikan tulisan akademik menjadi bagian erat dan penting bagi dosen setelah lulus syarat menjadi dosen. Tulis artikel kreatif sebanyak mungkin untuk ditunjukkan pada pewawancara ujian tentang kiprah kita sebagai pengamat dan pecinta lingkungan. Sebagai salah satu isu yang krusial saat ini, isu lingkungan menjadi topik yang dilirik untuk semua ranah keilmuan.

2.    Lakukan Penelitian Terkait Isu Lingkungan

Kata siapa isu lingkungan hanya untuk jurusan tertentu? Justru isu lingkungan merupakan isu umum yang benang merahnya bisa ditarik kemana saja. Lakukan penelitian terkait isu lingkungan baik untuk jurnal ilmiah atau hibah penelitian lainnya. Sebelum menjadi dosen tetap, mungkin sulit sekali mendapatkan kesempatan bergabung dengan penelitian dari dana hibah. Gunakan jaringan semasa kuliah untuk bergabung dengan tim peneliti sehingga memiliki track record untuk melakukan penelitian.


Penelitian isu lingkungan
Penebangan pohon salah satu isu lingkungan yang bisa diteliti.
[Photo: Pexels/Khayd Enard]

Bagi jurusan eksak, penelitian tentang dampak dan efektivitas bisa dilakukan. Sementara jangkauan untuk ilmu sosial bisa lebih meluas sesuai dengan minat dan relevansi keilmuannya. Artikel ilmiah berupa jurnal bisa dipublikasikan ke jurnal bereputasi atau belum terakreditasi. Meskipun bagi sebagian orang tulisan yang dipublikasikan sebelum menjadi dosen tetap tidak berguna, tapi menulis artikel lingkungan hidup bisa untuk melengkapi syarat jabatan fungsional dosen. Salah satu syarat untuk mendapatkan jabatan fungsional pertama yang disebut Asisten Ahli (AA) harus memiliki jurnal ilmiah.

Melakukan penelitian menulis artikel lingkungan hidup terkait isu terkini tidak ada ruginya, kan? Justru ditulis oleh latar belakang akademisi, kampanye tentang lingkungan akan lebih diminati dan memiliki kredibilitas di masyarakat.

3.    Bergabung Dalam Penulisan Book Chapter yang Mengangkat Tema Lingkungan

Belum menjadi dosen tetap, tapi ingin punya buku serius yang bisa dipakai sebagai referensi dalam jurnal, skripsi, tesis, bahkan disertasi? Bergabung dalam tim yang menulis artikel lingkungan hidup melalui penulisan book chapter  yang mengangkat tema lingkungan salah satu caranya. Usaha kita hanya memantau kampus-kampus yang open submission untuk abstrak bertema lingkungan.

Sama seperti pada poin pertama dan kedua, book chapter juga bisa ditulis sebelum seseorang menjadi dosen tetap. Ini bisa menjadi tambahan poin saat seleksi akhir. Semakin banyak karya di bidang akademik, semakin besar peluang berada di berbagai kompetensi.

Syarat Menulis Artikel Lingkungan Hidup Untuk Dosen Berlebihan?

Dalam proses persaingan di bidang akademik, tidak ada yang tidak mungkin. Apa saja bisa terjadi tergantung situasi. Terutama jika kampus yang menjadi tujuan dekat dengan kerusakan lingkungan. Hal ini memberi peluang besar pada pemberi dana bantuan untuk melibatkan kampus dan para dosen melakukan penelitian demi evaluasi terhadap isu lingkungan.

Keseriusan akademisi memperhatikan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kelompok tertentu bisa menjadi kelebihan dalam menguatkan posisi sebagai calon dosen. Pendidikan tinggi memberi kekuatan bagi seseorang untuk memenuhi syarat menerima hibah penulisan dan penelitian. Walaupun hanya sekedar menulis artikel lingkungan hidup, tapi untuk seorang pengajar di pendidikan tinggi sangat berpengaruh, lho. Jadi, syarat menulis artikel lingkungan hidup tidak berlebihan, karena isu lingkungan tentu tugas pengabdian untuk semua orang.

Di tingkat perguruan tinggi, banyak sekali dosen-dosen yang mengabdikan diri menjadi pengamat dan pemerhati lingkungan. Bahkan mereka turun aksi langsung ke lapangan untuk melakukan kampanye penyelamatan lingkungan dengan aksi-aksi sederhana. Aksi-aksi sederhana yang dilakukan kelompok kecil mengedukasi masyarakat untuk ikut melakukan aksi dalam menjaga lingkungan.


Sampah plastik mencemari lingkungan
Sampah plastik salah satu penyebab pencemaran lingkungan.
[Photo: Pexels/Mali]

Sederhana saja, aksi bisa dilakukan dengan mengajak mahasiswa membersihkan sampah di pantai, membersihkan benalu di pohon trotoar kota, memilah sampai organik dan nonorganik, dan aksi lainnya. Meski di awal tidak mendapatkan perhatian, setelah berulang kali dilakukan tentu akan ada pertanyaan dan ingin tahu dari masyarakat. Aksi pengabdian sederhana ini tidak berlebihan jika dilakukan secara kontinyu.

Jadi, tidak ada yang berlebihan jika syarat menulis artikel lingkungan hidup ditambahkan sebagai salah satu nilai ukur pengabdian dan penelitian seseorang di dalam dunia akademik. Artikel bisa ditulis berdasarkan pengamatan di lapangan dalam bentuk laporan. Menulis artikel lingkungan hidup bisa dimulai dari aksi di lapangan. Maka, bersiaplah! Cintai lingkungan dengan aksi nyata, lalu menulis artikel lingkungan hidup sebagai bukti dedikasi bahwa akademisi memiliki kontribusi terhadap lingkungan.  Lingkungan sehat, hati bahagia, dan bumi pun selamat. 

Posting Komentar