Saya termasuk orang yang nggak begitu mengikuti perkembangan trend drama yang sedang viral. Saya juga bukan orang yang doyan mengikuti drama on going. Tanpa alasan dan penjelasan, saya hanya ingin mengatakan kalau mengikuti drama on going bukan kebiasaan saya. Sampai drama Bidaah muncul dan meme dengan kalimat walid nak Dewi boleh? Memenuhi timeline media sosial.
Rasa
penasaran mengarahkan saya ke mesin pencarian di media sosial. Lantas algoritma
media sosial menawarkan potongan cuplikan dari drama Bidaah yang
bervariasi. Mulai dari adegan dimana lelaki tua bersorban mewah mengatakan Walid
nak Dewi boleh? sampai pada ritual
nikah batin. Ada satu isu yang membuat saya tergoda untuk menginstal kembali
aplikasi VIU dan membayar premium untuk menonton sampai selesai. Isu pelecehan
seksual berkedok agama yang dijual dalam serial Bidaah.
Bermula Dari Jihad Ummah
Cerita
bermula dari organisasi Islam bernama Jihad Ummah. Selain santrinya banyak,
mereka melebarkan bisnis di berbagai bidang dan menarik minat jamaahnya untuk
memperkaya organisasi. Kekuatan dan pimpinan Jihad Ummah dikendalikan oleh
Walid Muhammad. Dia adalah sosok kharismatik yang disegani dan diidolakan oleh
banyak jamaah, salah satunya ibu kandung Baiduri.
Atas
saran ibunya, Baiduri bekerja dengan tujuan mengabdi di sekte tersebut karena
dia lulusan dari Mesir. Baiduri mulai merasakan kejanggalan sejak melihat
jamaah meminum air cuci kaki Walid dengan dalih mencari berkah. Sebagai lulusan
studi Islam dari Mesir, dia merasa apa yang dilakukan oleh Walid dan sektenya
adalah ajaran sesat. Namun Baiduri belum bisa membuktikan kalau apa yang
dilakukan Jihad Ummah salah.
Permasalahan
semakin menjadi-jadi karena ibu Baiduri mulai membangkang terhadap ayahnya.
Ibunya tak segan-segan menunjuk suaminya dengan kasar. Meskipun akhirnya ayah
Baiduri memutuskan meninggalkan rumah karena tidak sanggup lagi mengajarkan
istrinya. Baiduri merasa perlu menyelamatkan ibunya dari sekte ini. Sampai di
sana, dia bertemu dengan Hambali yang baru pulang dari Yaman.
Keduanya
berdiskusi tentang ajaran sekte ini yang sesat. Keduanya memutuskan bekerja
sama untuk menyelamatkan jamaah di Jihad Ummah sebelum melenceng terlalu jauh.
Dalam perjalanan keduaya menyelamatkan akidah, berbagai masalah terlihat. Salah
satunya tentang Walid yang doyan perempuan muda dan menyetubuhi mereka dengan ajaran
sesat dinamakan nikah batin.
Bermula
dari Mia yang hidupnya sebelum masuk Jihad Ummah sudah amburadul, sampai
akhirnya seluruh santriwati di Jihad Ummah. Mereka juga saling iri karena
merasa Mia mendapat perhatian khusus dari Walid. Padahal Walid sedang mengincar
Baiduri dengan alasan Baiduri dapat memperkuat jalan syiar dakwahnya. Sementara
Baiduri sudah mulai jatuh cinta diam-diam kepada Hambali.
Sepak
terjang Baiduri dianggap berbahaya oleh para pengurus Jihad Ummah, termasuk
oleh dua dari empat orang istri Walid. mereka khawatir salah satu dari mereka
akan diceraikan demi memasukkan Baiduri sebagai istri Walid. Keberanian istri
keempat Walid dalam mengutarakan isi hatinya menyebabkan dia didepak dan
diceraikan oleh Walid tanpa hak asuh anak.
Baiduri
mencoba membantu, tapi justru nyaris ketahuan. Demi mengekang Baiduri, Walid
dan timnya melakukan malam penobatan. Pada malam itu juga diumumkan pernikahan
yang diberikan oleh Walid. Pernikahan yang tidak adil sebenarnya, karena para
gadis muda dinikahkan untuk para lelaki tua yang hanya butuh pelampiasan nafsu
saja. Sementara Hambali sepertinya juga berharap akan dinikahkan dengan
Baiduri, tapi ternyata Baiduri diambil untuk istri Walid dengan dalih titisan
Putri Ledang.
Baiduri
menolak menikah dengan Walid dan menyebabkan Walid murka. Sebelum pernikahan
terjadi, Hambali dan Baiduri mengambil resiko untuk menyelematkan para
santriwati yang menjadi korban Walid. Saat mengevakuasi para perempuan muda
keluar dari Jihad Ummah, keduanya malah ditangkap dan dirajam. Hambali dirajam
oleh ayahnya sendiri. Begitu pula dengan Baiduri yang ditonton oleh ibunya
sendiri saat dirajam.
Baiduri
dibawa ke kamar Walid sementara Hambali masih diikat. Walid sangat murka dan ganas
ingin melecehkan Baiduri. Untungnya, istri pertama Walid sudah melaporkan ke
polisi. Polisi datang tepat waktu dan Baiduri selamat.
Pelecehan di Lingkungan Pesantren
Menurut
produser serial Bidaah, Erma Fatima, Bidaah diangkat dari kejadian nyata. Pada
sebuah konten yang disiarkan oleh VIU Malaysia, apa yang terjadi di serial
Bidaah juga pernah dialami sendiri oleh Erma Fatima. Bahkan beberapa netizen
menduga jika sosok Baiduri di serial ini adalah representasi Erma Fatima saat
lepas dari jerat ajaran sesat.
Setelah
serial Bidaah tayang, banyak pro dan kontra mengikuti. Di Aceh ormas Islam
Aswaja juga mengecam serial Aswaja sebagai serial yang menyesatkan. Menurut Tgk
Umar Rafsanjani, Bidaah yang ditayangkan oleh VIU ini tidak layak ditonton.
Ajaran yang digambarkan oleh Bidaah menunjukkan Islam yang keliru dan dapat
dicontoh oleh masyarakat. Secara umum, ajaran yang keliru akan sampai ke
masyarakat dengan perkiraan jika apa yang terjadi boleh.
![]() |
Walid dan para santriwati yang diajak nikah batin. [Photo: Search by Google] |
Netizen
lantas mengecam balik bahwa Tgk Umar Rafsanjani belum menonton drama seri
Bidaah tersebut. Kecaman itu dikeluarkan berdasarkan cuplikan yang wara wiri di
media sosial. Membaca kecaman dan komentar netizen, ada seutas benang merah
yang juga dibenarkan.
Bisa
jadi, pengecam memang belum menonton habis serial ini sehingga tidak dapat
menarik satu kesimpulan tujuan yang disampaikan. Sementara itu, banyak juga
yang mengatakan bahwa kecaman ini hanya kedok untuk menutup pelecehan di
lingkungan pesantren yang belakangan marak terjadi.
Pelecehan
di pesantren dan bid’ah di kalangan masyarakat banyak terjadi di
kalangan masyarakat agamis. Beberapa rekan di Jawa menyampaikan kalau hal-hal
seperti ini justru tidak asing terjadi di pesantren Jawa. Di Aceh, hal-hal
seperti ini mungkin saja tidak terjadi, sehingga apa yang disampaikan dalam
media audio visual ini terasa asing.
Dua Hero Penyelamat Akidah
Dua
hero penyelamat akidah di serial Bidaah nggak sekedar tokoh saja. Mereka
benar-benar melakoni peran dengan maksimal. Baiduri dengan keberanian seperti Nusaibah
binti Ka’ab. Dia adalah wanita pemberani yang pertama sekali masuk Islam.
Jasanya dalam membela Islam luar biasa, terutama dalam berbagai pertempuran
membela Islam. Nusaibah binti Ka’ab memiliki jasa pada perang Uhud, dia
bertindak sebagai pelindung Rasululllah dari serangan musuh.
Julukan
Nusaibah binti Ka’ab diberikan oleh Ummi Hafizah (istri pertama Walid) saat Hambali
memuji keberanian Baiduri. Endingnya, Hambali juga melamar Baiduri dengan
pujian dan kalimat terrsirat. Sudah jelas jika serial ini happy ending, ya.
Bagaimana
dengan nasib Jihad Ummah? Setelah dua hero penyelemat akidah ini beraksi,
keduanya juga menjadi pendakwah dan guru di Jihad Ummah. Di bawah pendampingan
Ummi Hafizah, Jihad Ummah terlihat lebih baik dari sebelumnya. Ajaran yang
disebarkan sudah benar dan tidak ada lagi penyelewengan.
Pro dan Kontra Bidaah di Indonesia
Selain
viral soal Walid nak Dewi boleh? Serial Bidaah menuai reaksi netizen.
Ada yang menanggapi secara serius dan ada pula yang candaan. Bagi yang
menanggapi serius menganggap bahwa kontroversi di Aceh soal tayangan Bidaah yang
menganggap mengguncang iman hanya kedok saja. Kecaman itu hanya untuk menutupi
aksi pelecehan mengatasnamakan agama yang coba ditutupi.
Meskipun
di Aceh pun tidak luput dari oknum yang mengatasnamakan agama untuk melakukan
pelecehan, tetapi hal yang disorot bukan itu. Kecaman yang dilontarkan lebih
kepada sosok dan beberapa ajaran sesat yang dianggap bisa mempengaruhi alur
berpikir penonton. Hmm, padahal penonton sekarang sudah pada pintar, ya.
Di
beberapa konten yang menuliskan kecaman yang dipaparkan tokoh dari Laskar
Aswaja itu, netizen Indonesia ikut berkomentar. Sebagian besar mengolok-olok
dengan mengatakan bahwa mereka juga pelaku alias walid. Mereka khawatir jika penonton
semakin berani bertindak seperti Baiduri.
Di
lain komentar, para netizen yang berasal dari Pulau Jawa justru mengakui jika
apa yang terjadi di serial Bidaah juga terjadi di Jawa. Sehingga
orang-orang yang Aceh mungkin sulit memahami dan menerima jika apa yang
dipaparkan dalam serial itu nyata. Namun apa yang terjadi itu ada, sehingga apa
salah satu alasan serial ini banyak diminati oleh penonton Indonesia juga
karena nilai proximity.
Nilai
proximity merupakan nilai yang mengukur kedekatan peristiwa dengan penonton
secara geografis, psikologis, dan ideologis, atau kultural. Serial Bidaah mengangkat
nilai proximity geografis dan kultural. Dari segi proximity geografis, menggambarkan
sangkut paut dengan tempat tinggal atau
lokasi audiens yang cenderung menarik perhatian penonton. Sementara yang
berkaitan denggan proximity kultural menyangkut hal yang dekat di hati audiens.
Serial
audiens berkaitan dengan keduanya. Saat membahas proximity geografis menyangkut
dengan kedekatan lokasi. Lokasi geografis Indonesia dan Malaysia sangat dekat
meski dulunya ada konflik yang dipicu. Namun kesamaan budaya Melayu justru serial
Bidaah sangat dekat dengan masyarakat Indonesia.
Nilai
proximity kultural mendekatkan serial Bidaah paling dekat. Peristiwa yang
terjadi di serial Bidaah juga
terjadi di Indonesia. Apalagi ada kesamaan budaya yang semakin mendekatkan
audiens dengan serial Bidaah ini. kedekatakan kultural ini sangat terasa
dan mengundang rasa kedekatan terutama bagi daerah yang memiliki rumpun melayu
yang sangat dekat dengan Malaysia.
Kedua
nilai proximity yang cenderung terasa dalam serial Bidaah menjadi benang
merah dalam popularitas Serial Bidaah di Indonesia. Termasuk banyaknya
pemberitaan tentang pelecehan yang terjadi di pesantren. Belakangan marak
informasi sejenis dan mereseahkan audiens secara umum.
Terbongkar! Keberanian yang Terinspirasi Dari Bidaah
Meskipun
katanya serial Bidaah mendapat kecaman di Indonesia atas penayangannya,
ternyata dampak positifnya sangat banyak. Beberapa kasus pelecehan yang terjadi
di pesantren terungkap. Kebanyakan pelakunya adalah oknum pimpinan di
lingkungan pesantren.
![]() |
Faizal Hussein (Walid) dan Raneea Ezreen (Dewi) dalam serial Bida'ah [Photo: Search by Google] |
Keberanian
untuk mengungkapkan terinspirasi dari Bidaah. Satu persatu santri
mengungkapkan kelakuan yang terjadi di pesantren. Wah, meresahkan sekali kondisi
pendidikan Islam di Indonesia, ya.
Terbongkarnya
beberapa kasus di Indonesia menjadi inspirasi utama terhadap kehidupan beragama
di dalam komunitas keagamaan. Seperti halnya Jihad Ummah yang dianggap sesat,
sebenarnya ada beberapa hal yang dapat diambil dalam serial ini:
(1). Pentingnya Literasi Keagamaan yang Inklusif
Pemahaman
agama yang sempit menimbulkan konflik sosial. Ini poin yang ingin diangkat oleh
serial Bidaah. Inspirasi yang ingin ditonjolkan dan ditekankan dalam serial
Bidaah tentang pentingnya pendidikan agama yang toleran, konstektual, dan
berbasis rahmah (kasih sayang). Secara umum digambarkan tentang betapa
pentingnya literasi keagamaan yang inklusif.
(2). Dialog dan Musyawarah Lebih Baik dari Konfrontasi
Dialog
dan musyawarah lebih baik dari konfrontasi yang terjadi. Beberapa konflik yang dalam
serial Bidaah menginspirasi tentang pentingnya dialog, komunikasi antar
generasi, dan musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Dialog dan musyawarah
lebih baik dari konfrontasi menyelesaikan persoalan keagamaan dan sosial.
(3). Krisis Terhadap Tradisi, Tanpa Menafikan Nilainya
Serial
Bidaah mendorong audiens untuk berpikir antara agama dan budaya. Apa yang
ditampilkan dalam serial Bidaah menginspirasi untuk meninjau ulang
praktik keagamaan yang diwariskan tanpa pengetahuan yang mendalam.
(4). Pemuda Sebagai Agen Perubahan Sosial
Tokoh
utama dalam serial Bidaah diperankan oleh Fattah Amin sebagai Hambali,
Riena Diana sebagai Baiduri, dan Faizal Hussein sebagai Walid Muhammad. Baiduri
dan Hambali berperan sebagai pemuda agen perubahan sosial. Keduanya memiliki
peran besar untuk membawa perubahan di sekte Jihad Ummah.
Dalam
serial Bidaah ditunjukkan jelas bahwa anak muda dapat menjadi agen perubahan
sosial, terutama dalam perubahan berpikir yang lebih kritis, rasional, dan terbuka
terhadap keberagaman.
(5). Bahaya Fanatisme Buta
Serial
Bidaah menyentil tentang fatanisme buta yang kerap terjadi di kalangan masyarakat.
Fatanisme membuat seseorang mudah menyalahkan orang lain. Scene ini juga
ditunjukkan dalam serial Bidaah, menginspirasi untuk mengembangkan sikap
beragama yang reflektif, bukan reaktif.
Walid Nak Dewi Boleh?
Pengguna
sosial media sosial pasti tidak asing dengan kalimat, “Walid nak Dewi boleh?”
yang viral di media sosial. Kalimat ini bukan saja mendongkrak serial Bidaah
sebagai serial populer pada awal tahun, kalimat ini juga menjadi inspirasi
bagi setiap kreator untuk membuat parodi sejenis.
Iya, itu Walid yang di Bidaah itu. Kalimat walid nak Dewi boleh sebenarnya mengarah kepada permintaan yang negatif di serial Bidaah. Dalam serial Bidaah, Walid menginginkan Dewi menjadi pemuas nafsunya. Dewi juga tidak menolak, bahasa tubuhnya juga menunjukkan kepasrahan dan penyerahan diri.
Faktanya, permintaan sederhana dengan satu kalimat ini justru menjadi pintu dari seluruh masalah dengan para santriwati. Hal serupa bisa terjadi pada siapa saja di dunia pendidikan atau komunitas lainnya. Hanya dengan sedikit rayuan, neraka sudah menanti. Hhm, daripada nak Dewi, lebih baik nak baca blog boleh?
Terlepas dari berbagai pro kontra, saya kurang suka dengan film ini, krn orang-orang banyak terbawa ke penanaman citra negatif
BalasHapusBenar. Gelar Waled yang harusnya menjadi panggilan mulia untuk tokoh agama yang kharismatik menjadi ternodai karenanya. Di Malaysia pun serial Bidaah ini menjadi viral dan kontroversi.
HapusAku awalnya juga biasa aja, tapi banyak muncul di medsos jadi ikutan penasaran. Aku belum sempat nonton, hanya lihat cuplikannya aja di Tiktok.
BalasHapusKok berani banget ya menjual agama gini. Tapi, dari film ini banyak yang berani membongkar. Termasuk di Indonesia sendiri, ternyata ada juga, hiks sedih banget.
Aku nonton karena isu menjual agama juga, tetapi setelah menonton dan menggunakan perspektif lain saat menonton aku melihat dari sisi lain juga. Serial ini sebuah kritik untuk komunitas keagamaan yang memanfaatkan orang awam untuk kepentingan pribadi.
HapusSaya termasuk yang lumayan mengikuti kisah Walid ini dan poin bagusnya banyak orang yang tersadar dengan adanya fakta-fakta di sekitar kita yang kisahnya mirip dengan serial Bidaah, bahkan dari berita ada seorang santri di NTB yang baru tersadar kalau selama ini dia dilecehkan setelah nonton Bidaah
BalasHapusSetuju, Pak. Di tengah pro dan kontra memang ada hal positif yang bisa diambil hikmahnya dari sini.
HapusMbaaak makasih banget lho udah nulis ini. Padat Dan berisi. Aku udah nonton sampai episode 4 tapi blom selesai sampe sekarang. Dari sini aku tahu akhir ceritanya kayak apa, penasaran tapi lom punya waktu buat nonton lagi.
BalasHapusSalut banget ada film yang berani menyuarakan isilu sensitif begini. Jadi sekarang makin jelasbkan mana yang sesuai Sunnah mana yang bukan. Semoga makin banyak yang menonton dan mengambil pelajaran secara utuh dari serial ini.
Saat berkunjung ke Fakultas Studi Islam di salah satu kampus Malaysia, ternyata series ini juga diangkat berdasarkan kegelisahan orang di sana terhadap isu jual agama yang semakin tak terkendalikan.
HapusRame itu karena tokohnya dipakai untuk mame gitu, mana sebentar lagi mau tayang pula di salah satu TV swasta Indonesia, pintar TV nya bisa membaca peluang yang sedang ramai. Aku bukan tim yang suka fomo, apalagi urusan hiburan. Apalagi ini film sensitif banget ya topiknya, kemungkinan tipis aku bakal nonton juga
BalasHapusViral is the best marketing ever, Kak
HapusDuh aku kudet banget ini, ga tahu bagaimana viralnya film ini. MIris jika agama digunakan untuk kepentingan tertentu, banyak yang ternodai hingga akhirnya terjadi penyelewengan ajaran agama dan hal ini jamak terjadi, miris
BalasHapusSangat. Di sini juga jadi kelihatan bahwa tidak semua organisasi keagamaan itu tulus membimbing ummat.
Hapus