Blogger Perempuan
Ulfa Khairina | Find The Oliversity Through Your Chapter
Ulfa Khairina | Find The Oliversity Through Your Chapter

Bidaah: Walid Nak Dewi Boleh?

Serail Bidaah merupakan serial dari negeri jiran yang mengangkat sisi gelap sekte beragama. Selain menampilkan kontroversi, Bidaah juga menginspirasi.

 Saya termasuk orang yang nggak begitu mengikuti perkembangan trend drama yang sedang viral. Saya juga bukan orang yang doyan mengikuti drama on going. Tanpa alasan dan penjelasan, saya hanya ingin mengatakan kalau mengikuti drama on going bukan kebiasaan saya. Sampai drama Bidaah muncul dan meme dengan kalimat walid nak Dewi boleh? Memenuhi timeline media sosial.

Rasa penasaran mengarahkan saya ke mesin pencarian di media sosial. Lantas algoritma media sosial menawarkan potongan cuplikan dari drama Bidaah yang bervariasi. Mulai dari adegan dimana lelaki tua bersorban mewah mengatakan Walid nak Dewi boleh? sampai  pada ritual nikah batin. Ada satu isu yang membuat saya tergoda untuk menginstal kembali aplikasi VIU dan membayar premium untuk menonton sampai selesai. Isu pelecehan seksual berkedok agama yang dijual dalam serial Bidaah.




Bermula Dari Jihad Ummah

Cerita bermula dari organisasi Islam bernama Jihad Ummah. Selain santrinya banyak, mereka melebarkan bisnis di berbagai bidang dan menarik minat jamaahnya untuk memperkaya organisasi. Kekuatan dan pimpinan Jihad Ummah dikendalikan oleh Walid Muhammad. Dia adalah sosok kharismatik yang disegani dan diidolakan oleh banyak jamaah, salah satunya ibu kandung Baiduri.

Atas saran ibunya, Baiduri bekerja dengan tujuan mengabdi di sekte tersebut karena dia lulusan dari Mesir. Baiduri mulai merasakan kejanggalan sejak melihat jamaah meminum air cuci kaki Walid dengan dalih mencari berkah. Sebagai lulusan studi Islam dari Mesir, dia merasa apa yang dilakukan oleh Walid dan sektenya adalah ajaran sesat. Namun Baiduri belum bisa membuktikan kalau apa yang dilakukan Jihad Ummah salah.

Permasalahan semakin menjadi-jadi karena ibu Baiduri mulai membangkang terhadap ayahnya. Ibunya tak segan-segan menunjuk suaminya dengan kasar. Meskipun akhirnya ayah Baiduri memutuskan meninggalkan rumah karena tidak sanggup lagi mengajarkan istrinya. Baiduri merasa perlu menyelamatkan ibunya dari sekte ini. Sampai di sana, dia bertemu dengan Hambali yang baru pulang dari Yaman.

Keduanya berdiskusi tentang ajaran sekte ini yang sesat. Keduanya memutuskan bekerja sama untuk menyelamatkan jamaah di Jihad Ummah sebelum melenceng terlalu jauh. Dalam perjalanan keduaya menyelamatkan akidah, berbagai masalah terlihat. Salah satunya tentang Walid yang doyan perempuan muda dan menyetubuhi mereka dengan ajaran sesat dinamakan nikah batin.

Bermula dari Mia yang hidupnya sebelum masuk Jihad Ummah sudah amburadul, sampai akhirnya seluruh santriwati di Jihad Ummah. Mereka juga saling iri karena merasa Mia mendapat perhatian khusus dari Walid. Padahal Walid sedang mengincar Baiduri dengan alasan Baiduri dapat memperkuat jalan syiar dakwahnya. Sementara Baiduri sudah mulai jatuh cinta diam-diam kepada Hambali.

Sepak terjang Baiduri dianggap berbahaya oleh para pengurus Jihad Ummah, termasuk oleh dua dari empat orang istri Walid. mereka khawatir salah satu dari mereka akan diceraikan demi memasukkan Baiduri sebagai istri Walid. Keberanian istri keempat Walid dalam mengutarakan isi hatinya menyebabkan dia didepak dan diceraikan oleh Walid tanpa hak asuh anak.

Baiduri mencoba membantu, tapi justru nyaris ketahuan. Demi mengekang Baiduri, Walid dan timnya melakukan malam penobatan. Pada malam itu juga diumumkan pernikahan yang diberikan oleh Walid. Pernikahan yang tidak adil sebenarnya, karena para gadis muda dinikahkan untuk para lelaki tua yang hanya butuh pelampiasan nafsu saja. Sementara Hambali sepertinya juga berharap akan dinikahkan dengan Baiduri, tapi ternyata Baiduri diambil untuk istri Walid dengan dalih titisan Putri Ledang.

Baiduri menolak menikah dengan Walid dan menyebabkan Walid murka. Sebelum pernikahan terjadi, Hambali dan Baiduri mengambil resiko untuk menyelematkan para santriwati yang menjadi korban Walid. Saat mengevakuasi para perempuan muda keluar dari Jihad Ummah, keduanya malah ditangkap dan dirajam. Hambali dirajam oleh ayahnya sendiri. Begitu pula dengan Baiduri yang ditonton oleh ibunya sendiri saat dirajam.

Baiduri dibawa ke kamar Walid sementara Hambali masih diikat. Walid sangat murka dan ganas ingin melecehkan Baiduri. Untungnya, istri pertama Walid sudah melaporkan ke polisi. Polisi datang tepat waktu dan Baiduri selamat.

Pelecehan di Lingkungan Pesantren

Menurut produser serial Bidaah, Erma Fatima, Bidaah diangkat dari kejadian nyata. Pada sebuah konten yang disiarkan oleh VIU Malaysia, apa yang terjadi di serial Bidaah juga pernah dialami sendiri oleh Erma Fatima. Bahkan beberapa netizen menduga jika sosok Baiduri di serial ini adalah representasi Erma Fatima saat lepas dari jerat ajaran sesat.

Setelah serial Bidaah tayang, banyak pro dan kontra mengikuti. Di Aceh ormas Islam Aswaja juga mengecam serial Aswaja sebagai serial yang menyesatkan. Menurut Tgk Umar Rafsanjani, Bidaah yang ditayangkan oleh VIU ini tidak layak ditonton. Ajaran yang digambarkan oleh Bidaah menunjukkan Islam yang keliru dan dapat dicontoh oleh masyarakat. Secara umum, ajaran yang keliru akan sampai ke masyarakat dengan perkiraan jika apa yang terjadi boleh.


Walid dan para santriwati yang diajak nikah batin.
[Photo: Search by Google]

Netizen lantas mengecam balik bahwa Tgk Umar Rafsanjani belum menonton drama seri Bidaah tersebut. Kecaman itu dikeluarkan berdasarkan cuplikan yang wara wiri di media sosial. Membaca kecaman dan komentar netizen, ada seutas benang merah yang juga dibenarkan.

Bisa jadi, pengecam memang belum menonton habis serial ini sehingga tidak dapat menarik satu kesimpulan tujuan yang disampaikan. Sementara itu, banyak juga yang mengatakan bahwa kecaman ini hanya kedok untuk menutup pelecehan di lingkungan pesantren yang belakangan marak terjadi.

Pelecehan di pesantren dan bid’ah di kalangan masyarakat banyak terjadi di kalangan masyarakat agamis. Beberapa rekan di Jawa menyampaikan kalau hal-hal seperti ini justru tidak asing terjadi di pesantren Jawa. Di Aceh, hal-hal seperti ini mungkin saja tidak terjadi, sehingga apa yang disampaikan dalam media audio visual ini terasa asing.

Dua Hero Penyelamat Akidah

Dua hero penyelamat akidah di serial Bidaah nggak sekedar tokoh saja. Mereka benar-benar melakoni peran dengan maksimal. Baiduri dengan keberanian seperti Nusaibah binti Ka’ab. Dia adalah wanita pemberani yang pertama sekali masuk Islam. Jasanya dalam membela Islam luar biasa, terutama dalam berbagai pertempuran membela Islam. Nusaibah binti Ka’ab memiliki jasa pada perang Uhud, dia bertindak sebagai pelindung Rasululllah dari serangan musuh.

Julukan Nusaibah binti Ka’ab diberikan oleh Ummi Hafizah (istri pertama Walid) saat Hambali memuji keberanian Baiduri. Endingnya, Hambali juga melamar Baiduri dengan pujian dan kalimat terrsirat. Sudah jelas jika serial ini happy ending, ya.

Bagaimana dengan nasib Jihad Ummah? Setelah dua hero penyelemat akidah ini beraksi, keduanya juga menjadi pendakwah dan guru di Jihad Ummah. Di bawah pendampingan Ummi Hafizah, Jihad Ummah terlihat lebih baik dari sebelumnya. Ajaran yang disebarkan sudah benar dan tidak ada lagi penyelewengan.

Pro dan Kontra Bidaah di Indonesia

Selain viral soal Walid nak Dewi boleh? Serial Bidaah menuai reaksi netizen. Ada yang menanggapi secara serius dan ada pula yang candaan. Bagi yang menanggapi serius menganggap bahwa kontroversi di Aceh soal tayangan Bidaah yang menganggap mengguncang iman hanya kedok saja. Kecaman itu hanya untuk menutupi aksi pelecehan mengatasnamakan agama yang coba ditutupi.

Meskipun di Aceh pun tidak luput dari oknum yang mengatasnamakan agama untuk melakukan pelecehan, tetapi hal yang disorot bukan itu. Kecaman yang dilontarkan lebih kepada sosok dan beberapa ajaran sesat yang dianggap bisa mempengaruhi alur berpikir penonton. Hmm, padahal penonton sekarang sudah pada pintar, ya.

Di beberapa konten yang menuliskan kecaman yang dipaparkan tokoh dari Laskar Aswaja itu, netizen Indonesia ikut berkomentar. Sebagian besar mengolok-olok dengan mengatakan bahwa mereka juga pelaku alias walid. Mereka khawatir jika penonton semakin berani bertindak seperti Baiduri.

Di lain komentar, para netizen yang berasal dari Pulau Jawa justru mengakui jika apa yang terjadi di serial Bidaah juga terjadi di Jawa. Sehingga orang-orang yang Aceh mungkin sulit memahami dan menerima jika apa yang dipaparkan dalam serial itu nyata. Namun apa yang terjadi itu ada, sehingga apa salah satu alasan serial ini banyak diminati oleh penonton Indonesia juga karena nilai proximity.

Nilai proximity merupakan nilai yang mengukur kedekatan peristiwa dengan penonton secara geografis, psikologis, dan ideologis, atau kultural. Serial Bidaah mengangkat nilai proximity geografis dan kultural. Dari segi proximity geografis, menggambarkan sangkut paut dengan  tempat tinggal atau lokasi audiens yang cenderung menarik perhatian penonton. Sementara yang berkaitan denggan proximity kultural menyangkut hal yang dekat di hati audiens.

Serial audiens berkaitan dengan keduanya. Saat membahas proximity geografis menyangkut dengan kedekatan lokasi. Lokasi geografis Indonesia dan Malaysia sangat dekat meski dulunya ada konflik yang dipicu. Namun kesamaan budaya Melayu justru serial Bidaah sangat dekat dengan masyarakat Indonesia.

Nilai proximity kultural mendekatkan serial Bidaah paling dekat. Peristiwa yang terjadi  di serial Bidaah juga terjadi di Indonesia. Apalagi ada kesamaan budaya yang semakin mendekatkan audiens dengan serial Bidaah ini. kedekatakan kultural ini sangat terasa dan mengundang rasa kedekatan terutama bagi daerah yang memiliki rumpun melayu yang sangat dekat dengan Malaysia.

Kedua nilai proximity yang cenderung terasa dalam serial Bidaah menjadi benang merah dalam popularitas Serial Bidaah di Indonesia. Termasuk banyaknya pemberitaan tentang pelecehan yang terjadi di pesantren. Belakangan marak informasi sejenis dan mereseahkan audiens secara umum.

Terbongkar! Keberanian yang Terinspirasi Dari Bidaah

Meskipun katanya serial Bidaah mendapat kecaman di Indonesia atas penayangannya, ternyata dampak positifnya sangat banyak. Beberapa kasus pelecehan yang terjadi di pesantren terungkap. Kebanyakan pelakunya adalah oknum pimpinan di lingkungan pesantren.


Faizal Hussein (Walid) dan Raneea Ezreen (Dewi) dalam serial Bida'ah
[Photo: Search by Google]

Keberanian untuk mengungkapkan terinspirasi dari Bidaah. Satu persatu santri mengungkapkan kelakuan yang terjadi di pesantren. Wah, meresahkan sekali kondisi pendidikan Islam di Indonesia, ya.

Terbongkarnya beberapa kasus di Indonesia menjadi inspirasi utama terhadap kehidupan beragama di dalam komunitas keagamaan. Seperti halnya Jihad Ummah yang dianggap sesat, sebenarnya ada beberapa hal yang dapat diambil dalam serial ini:

(1). Pentingnya Literasi Keagamaan yang Inklusif

Pemahaman agama yang sempit menimbulkan konflik sosial. Ini poin yang ingin diangkat oleh serial Bidaah. Inspirasi yang ingin ditonjolkan dan ditekankan dalam serial Bidaah tentang pentingnya pendidikan agama yang toleran, konstektual, dan berbasis rahmah (kasih sayang). Secara umum digambarkan tentang betapa pentingnya literasi keagamaan yang inklusif.

(2). Dialog dan Musyawarah Lebih Baik dari Konfrontasi

Dialog dan musyawarah lebih baik dari konfrontasi yang terjadi. Beberapa konflik yang dalam serial Bidaah menginspirasi tentang pentingnya dialog, komunikasi antar generasi, dan musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Dialog dan musyawarah lebih baik dari konfrontasi menyelesaikan persoalan keagamaan dan sosial.

(3). Krisis Terhadap Tradisi, Tanpa Menafikan Nilainya

Serial Bidaah mendorong audiens untuk berpikir antara agama dan budaya. Apa yang ditampilkan dalam serial Bidaah menginspirasi untuk meninjau ulang praktik keagamaan yang diwariskan tanpa pengetahuan yang mendalam.

(4). Pemuda Sebagai Agen Perubahan Sosial

Tokoh utama dalam serial Bidaah diperankan oleh Fattah Amin sebagai Hambali, Riena Diana sebagai Baiduri, dan Faizal Hussein sebagai Walid Muhammad. Baiduri dan Hambali berperan sebagai pemuda agen perubahan sosial. Keduanya memiliki peran besar untuk membawa perubahan di sekte Jihad Ummah.

Dalam serial Bidaah ditunjukkan jelas bahwa anak muda dapat menjadi agen perubahan sosial, terutama dalam perubahan berpikir yang lebih kritis, rasional, dan terbuka terhadap keberagaman.

(5). Bahaya Fanatisme Buta

Serial Bidaah menyentil tentang fatanisme buta yang kerap terjadi di kalangan masyarakat. Fatanisme membuat seseorang mudah menyalahkan orang lain. Scene ini juga ditunjukkan dalam serial Bidaah, menginspirasi untuk mengembangkan sikap beragama yang reflektif, bukan reaktif.

Walid Nak Dewi Boleh?

Pengguna sosial media sosial pasti tidak asing dengan kalimat, “Walid nak Dewi boleh?” yang viral di media sosial. Kalimat ini bukan saja mendongkrak serial Bidaah sebagai serial populer pada awal tahun, kalimat ini juga menjadi inspirasi bagi setiap kreator untuk membuat parodi sejenis.

Iya, itu Walid yang di Bidaah itu. Kalimat walid nak Dewi boleh sebenarnya mengarah kepada permintaan yang negatif di serial Bidaah. Dalam serial Bidaah, Walid menginginkan Dewi menjadi pemuas nafsunya. Dewi juga tidak menolak, bahasa tubuhnya juga menunjukkan kepasrahan dan penyerahan diri.

Faktanya, permintaan sederhana dengan satu kalimat ini justru menjadi pintu dari seluruh masalah dengan para santriwati. Hal serupa bisa terjadi pada siapa saja di dunia pendidikan atau komunitas lainnya. Hanya dengan sedikit rayuan, neraka sudah menanti. Hhm, daripada nak Dewi, lebih baik nak baca blog boleh?


12 komentar

  1. Terlepas dari berbagai pro kontra, saya kurang suka dengan film ini, krn orang-orang banyak terbawa ke penanaman citra negatif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar. Gelar Waled yang harusnya menjadi panggilan mulia untuk tokoh agama yang kharismatik menjadi ternodai karenanya. Di Malaysia pun serial Bidaah ini menjadi viral dan kontroversi.

      Hapus
  2. Aku awalnya juga biasa aja, tapi banyak muncul di medsos jadi ikutan penasaran. Aku belum sempat nonton, hanya lihat cuplikannya aja di Tiktok.

    Kok berani banget ya menjual agama gini. Tapi, dari film ini banyak yang berani membongkar. Termasuk di Indonesia sendiri, ternyata ada juga, hiks sedih banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku nonton karena isu menjual agama juga, tetapi setelah menonton dan menggunakan perspektif lain saat menonton aku melihat dari sisi lain juga. Serial ini sebuah kritik untuk komunitas keagamaan yang memanfaatkan orang awam untuk kepentingan pribadi.

      Hapus
  3. Saya termasuk yang lumayan mengikuti kisah Walid ini dan poin bagusnya banyak orang yang tersadar dengan adanya fakta-fakta di sekitar kita yang kisahnya mirip dengan serial Bidaah, bahkan dari berita ada seorang santri di NTB yang baru tersadar kalau selama ini dia dilecehkan setelah nonton Bidaah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Pak. Di tengah pro dan kontra memang ada hal positif yang bisa diambil hikmahnya dari sini.

      Hapus
  4. Mbaaak makasih banget lho udah nulis ini. Padat Dan berisi. Aku udah nonton sampai episode 4 tapi blom selesai sampe sekarang. Dari sini aku tahu akhir ceritanya kayak apa, penasaran tapi lom punya waktu buat nonton lagi.
    Salut banget ada film yang berani menyuarakan isilu sensitif begini. Jadi sekarang makin jelasbkan mana yang sesuai Sunnah mana yang bukan. Semoga makin banyak yang menonton dan mengambil pelajaran secara utuh dari serial ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat berkunjung ke Fakultas Studi Islam di salah satu kampus Malaysia, ternyata series ini juga diangkat berdasarkan kegelisahan orang di sana terhadap isu jual agama yang semakin tak terkendalikan.

      Hapus
  5. Rame itu karena tokohnya dipakai untuk mame gitu, mana sebentar lagi mau tayang pula di salah satu TV swasta Indonesia, pintar TV nya bisa membaca peluang yang sedang ramai. Aku bukan tim yang suka fomo, apalagi urusan hiburan. Apalagi ini film sensitif banget ya topiknya, kemungkinan tipis aku bakal nonton juga

    BalasHapus
  6. Duh aku kudet banget ini, ga tahu bagaimana viralnya film ini. MIris jika agama digunakan untuk kepentingan tertentu, banyak yang ternodai hingga akhirnya terjadi penyelewengan ajaran agama dan hal ini jamak terjadi, miris

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat. Di sini juga jadi kelihatan bahwa tidak semua organisasi keagamaan itu tulus membimbing ummat.

      Hapus