Blogger Perempuan
Ulfa Khairina | Find The Oliversity Through Your Chapter
Ulfa Khairina | Find The Oliversity Through Your Chapter

Kenali Diri, Sebelum Salah Pilih Jurusan

Bagaimana cara menghindari salah pilih jurusan saat kuliah? Ternyata semua bermula dari tidak mengenal diri sendiri, lho. Yuk, kenali diri sendiri!

 Halo Teman Belajar yang sudah setengah perjalanan menuju wisuda. Apakah kalian saat ini kalian mendengar banyak keluhan salah jurusan? Kalau iya, tenang saja. Kamu nggak akan salah jurusan kalau tahu tujuan hidupmu. Kamu cuma perlu kenali diri, sebelum salah pilih jurusan. Bagaimana caranya?

Kenali Diri Sendiri

Mengenali diri sendiri sangat penting, Teman Belajar. Mengenal diri sendiri bagian dari proses memahami diri sendiri tentang tujuan hidup, kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Kenal diri sendiri mengarahkan kita untuk membuat keputusan yang tepat untuk hidup, termasuk dalam membuat keputusan dalam memilih jurusan untuk kuliah. Dua hal utama yang dapat dilakukan untuk kenali diri sendiri sebelum salah pilih jurusan dengan cara mengenali minat dan bakat, dan mengikuti tes minat dan bakat.


Salah jurusan
Kenali diri sendiri sebelum terjebak dalam jurusan yang salah. [Photo: Pexels]

(1). Kenali Minat dan Bakat

Coba buat daftar apa yang Teman Belajar suka dan tidak suka. Tidak masalah untuk menulis sebanyak mungkin. Dari sini, akan terlihat apa  yang dominan dari diri Teman Belajar. Sederhananya, Teman Belajar akan menemukan satu yang paling dominan dalam daftar tersebut.

Minat dan bakat merupakan dua hal yang saling berhubungan antara satu dan lainnya. Apa yang membedakan minat dan bakat? Minat sesuatu yang disukai, sedangkan bakat adalah kemampuan bawaan yang dimiliki. Misalnya, Teman Belajar punya minat pada lukisan dan segala hal yang berkaitan dengan seni rupa. Teman Belajar memiliki bakat melukis. Jadi, minat dan bakat Teman Belajar ada di bidang seni.

Jika minat dan bakat Teman Belajar di bidang seni, ada banyak jurusan yang bisa dipilih untuk mengembangkan diri dan mempersiapkan masa depan. Jurusan Seni Rupa, Desain Komunikasi Visual, dan beberapa jurusan seni lainnya. Prospek kerja untuk minat dan bakat seni dapat memasuki dunia profesional seperti desainer grafis, ilustrator, desainer web, dan berbagai posisi di industri kreatif.

(2). Ikuti Tes Minat dan Bakat

Untuk memantapkan minat dan bakat yang Teman Belajar, boleh banget untuk ikuti tes minat dan bakat. Banyak tes minat dan bakat yang bisa Teman Belajar ikuti secara gratis dan berbayar. Tes minat bakat membantu Teman Belajar untuk mengetahui jurusan yang tepat untuk dipilih.

Tes minat dan bakat akan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan Teman Belajar. Teman Belajar hanya perlu memberikan jawaban yang jujur agar mendapat hasil yang lebih terarah. Mengikuti tes minat dan bakat juga akan memaparkan kelebihan dan kelemahan diri Teman Belajar, sehingga untuk melakukan riset jurusan dan prospek karir juga akan lebih mudah.

Riset Jurusan dan Prospek Karir

Saat ini banyak jurusan yang keren dan sesuai dengan bakat minat Teman Belajar. Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih jurusan itu. Lakukan riset jurusan dan prospek karir agar tidak menyesal di kemudian hari.


Riset jurusan
Lakukan riset sebelum memutuskan memilih [Photo: Pexels]

(1). Riset Mendalam

Saat sudah memutuskan akan mendaftarkan di kampus mana, lakukan riset mendalam tentang jurusan dan kampus tersebut. Pelajari tentang kurikulum, peluang karir, dan tantangan saat Teman Belajar kuliah di sana.

Jika kampus di kota Teman Belajar punya jurusan yang sama dengan yang Teman Belajar inginkan akan lebih baik membuat riset dan melakukan perbandingan. Akan tetapi, jangan bandingkan sekedar kampus top nasional dengan kampus top daerah, ya. Banyak hal lain yang perlu dilakukan riset mendalam terutama di bidang prospek karir jika Teman Belajar berencana berkarir di tanah kelahiran.

(2). Prospek Karir

Prospek karir setiap jurusan akan berbeda untuk tiap tahunnya, Teman Belajar. Saat memutuskan memilih sebuah jurusan, pikirkan prospek karir lima tahun ke depan. Apa yang bisa dilakukan dan akan dilakukan? Apa peluang yang dapat diberikan oleh jurusan tersebut lima tahun ke depan. Bisa jadi, lho, tahun ini karir bidang A sangat bagus, tapi lima tahun ke depan ternyata sudah semakin sempit.

Saat melakukan riset karir, kenali diri sendiri. Tanyakan pada diri sendiri, apakah jurusan yang Teman Belajar pilih sudah sesuai dengan minat? Tanyakan juga pada diri sendiri, apa yang utama untuk Teman Belajar dalam berkarir, uang atau kenyamanan kerja?

(3). Konsultasi

Jika kampus atau sekolah Teman Belajar memiliki divisi pengembangan karir atau perencanaan masa depan, datangi divisi itu. Lakukan konsultasi untuk memilih jurusan yang tepat dan gambaran yang akan di dapat nanti. Melakukan konsultasi sebelum membuat keputusan akan memberi gambaran baru untuk keputusan yang lebih baik.

Pertimbangkan Faktor Eksternal

Ada beberapa faktor yang penting untuk dipertimbangkan sebelum membuat keputusan. Faktor eksternal dan internal kampus yang dituju. Iya, sih, kampus pilihan Teman Belajar keren. Namun ada yang lebih penting selain keren, yaitu pertimbangan soal biaya kuliah dan lokasi kampus.

(1). Biaya Kuliah

Terkadang kita luput mempertimbangkan hal lain dalam memilih kampus. Biaya kuliah menjadi faktor penentu untuk kemulusan karir dalam meraih gelar sarjana. Memang, sih, sudah ditanggung UKT-nya, tapi seberapa jauh jarak dari rumah? Jika diangsur, biaya kuliah ini tidak mahal, tapi karena pembayarannya sekaligus jadi terasa berat.

(2). Lokasi Kampus

Berbanding terbalik dengan biaya hidup. Biaya hidup tentu lebih mahal dibandingkan dengan biaya kuliah. Lokasi kampus yang terlalu jauh dari rumah akan memakan biaya yang lebih mahal. Kalaupun tidak mengeluarkan biaya transportasi lokal, tapi akan mengeluarkan anggaran untuk bayar kos. Pertimbangkan ini juga, ya, Teman Belajar.

Renungkan dan Pertimbangkan

Renungkan dan pertimbangkan kembali pilihan Teman Belajar setelah mendapatkan beberapa pencerahan. Jangan sampai merasa tertipu dengan gambar di Google dan review di blog, ya. Ini bisa banget terjadi, maka biar nggak nyesal, nggak ada salahnya melakukan hal berikut sebagai bahan renungan dan pertimbangan tingkat lanjut.

(1). Kunjungi Kampus

Sebelum mendaftarkan ke kampus yang dituju, boleh banget untuk melakukan campus tour. Usahakan setidaknya untuk datang sekali saja ke kampus itu dan jalan-jalan seharian. Mengunjungi kampus dengan cara melihat konten di YouTube dan website tidak akan sama dengan mengunjungi langsung. Jika Teman Belajar datang langsung untuk berkunjung, tentu akan melihat banyaknya perbedaan antara video yang diposting di YouTube dan nyata. Bisa jadi video di YouTube diposting sepuluh tahun lalu, tentu banyak sekali perubahan yang terjadi.

(2). Pelajari Kurikulum

Ini yang paling penting, Teman Belajar. Pelajari kurikulum di kampus tersebut. Biasanya kurikulum di kampus tertentu menyesuaikan dengan kebutuhan secara daerah dan nasional. Cek persentasenya, ya. Kebutuhan di setiap daerah berbeda, jangan tergoda nama besar kampus, akhirnya kita justru terjebak dengan kata-kata salah jurusan.

(3). Bandingkan dengan Jurusan Lain

Bandingkan dengan jurusan lain yang memiliki kemiripan. Ada beberapa jurusan yang memiliki kemiripan seperti Ilmu Komnukasi, Manajemen Komunikasi, Komunikasi dan Penyiaran Islam, atau Desain Komunikasi Visual. Bandingkan satu sama lain dan cek mana kurikulum yang paling cocok dengan yang Teman Belajar butuhkan. Seringkali kita hanya mengenal jurusan Ilmu Komunikasi, tetapi yang kita inginkan dan bakat kita ada di Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Lakukan Riset Tambahan

Setelah urusan riset dan tahapan di atas selesai, jangan lupa melakukan riset tambahan. Bangun komunikasi dengan alumni dan berkomunikasilah dengan mereka. Hindari mencari alumni yang sukses saja, tapi perluas juga dengan alumni yang tidak muncul ke publik sebagai tokoh. Ulasan yang jujur biasanya selalu datang dari alumni yang biasa-biasa saja, lho.


media sosial jurusan
Lakukan riset tambahan memalui media sosial kampus [Photo: Pexels]

Salah Jurusan? No, way!

 Sebagian besar mahasiswa semester lima, biasanya mulai menggalau dan merasa salah jurusan. Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang salah jurusan. Salah satunya karena tidak memahami apa yang ingin dikerjakan selanjutnya. Hal ini disebabkan karena kekhawatiran masuk ke dunia kerja yang semakin sulit.

Saya pernah merasa salah jurusan saat aktif di bidang kemanusiaan dan menjadi fasilitator masyarakat. Saat itu saya merasa harusnya saya masuk jurusan Pengembangan Masuarakat Islam atau Pekerjaan Sosial saja. Lebih nyambung dengan bidang pekerjaan saya saat itu. Akan tetapi, semua perasaan itu hanya sementara saja, Teman Belajar. Setelah mengecek dan menelusuri kekhawatiran saya saat itu, akhirnya sama menemukan bahwa apa yang saya rasakan karena saya tidak paham apa yang ingin saya lakukan. Saya hanya kecewa karena kurang riset saat pindah jurusan dari Komunikasi dan Penyiaran Islam ke jurusan Jurnalistik.

Cara paling mudah agar tidak merasa salah jurusan adalah dengan menikmatinya. Nikmati prosesnya sambil mencari peluang dari rasa dongkol yang sudah terlanjur menumpuk dalam hati. Tidak ada salahnya juga membaca cerita-cerita orang lain tentang salah jurusan atau gagal masuk ke jurusan impian. Saya juga pernah tersadar saat membaca karya seorang blogger asal Garut. Monica Rasmona menulis sebuah cerita pendek dengan tokoh bernama Angkasa. Pemuda yang memimpikan kuliah di Universitas Indonesia, bahkan mimpi itu seperti bunga tidur yang rutin dikirimkan Tuhan untuknya.

Cerita ini sederhana, tapi kerap terjadi hampir pada setiap pemimpi. Seseorang yang menginginkan sebuah tujuan, tapi tidak tercapai. Sehingga dia berjanji pada diri sendiri untuk berusaha masuk Universitas Indonesia pada kehidupan selanjutnya.

Membaca banyak cerita ini menyadarkan kita tentang satu hal. Tidak semua hal yang kita inginkan dalam hidup harus tercapai selalu. Hidup kita milik Allah, berusaha maksimal dan berdoa tanpa batas minimal. Insyaallah, dalam memilih jurusan pun akan ada satu kata lain, “salah jurusan? No way!”

Posting Komentar