Halo Teman Belajar yang sudah setengah perjalanan menuju wisuda. Apakah kalian saat ini kalian mendengar banyak keluhan salah jurusan? Kalau iya, tenang saja. Kamu nggak akan salah jurusan kalau tahu tujuan hidupmu. Kamu cuma perlu kenali diri, sebelum salah pilih jurusan. Bagaimana caranya?
Kenali Diri Sendiri
Mengenali
diri sendiri sangat penting, Teman Belajar. Mengenal diri sendiri bagian dari
proses memahami diri sendiri tentang tujuan hidup, kekurangan dan kelebihan
diri sendiri. Kenal diri sendiri mengarahkan kita untuk membuat keputusan yang
tepat untuk hidup, termasuk dalam membuat keputusan dalam memilih jurusan untuk
kuliah. Dua hal utama yang dapat dilakukan untuk kenali diri sendiri sebelum
salah pilih jurusan dengan cara mengenali minat dan bakat, dan mengikuti tes
minat dan bakat.
![]() |
Kenali diri sendiri sebelum terjebak dalam jurusan yang salah. [Photo: Pexels] |
(1). Kenali Minat dan Bakat
Coba
buat daftar apa yang Teman Belajar suka dan tidak suka. Tidak masalah untuk
menulis sebanyak mungkin. Dari sini, akan terlihat apa yang dominan dari diri Teman Belajar. Sederhananya,
Teman Belajar akan menemukan satu yang paling dominan dalam daftar tersebut.
Minat
dan bakat merupakan dua hal yang saling berhubungan antara satu dan lainnya.
Apa yang membedakan minat dan bakat? Minat sesuatu yang disukai, sedangkan
bakat adalah kemampuan bawaan yang dimiliki. Misalnya, Teman Belajar punya
minat pada lukisan dan segala hal yang berkaitan dengan seni rupa. Teman
Belajar memiliki bakat melukis. Jadi, minat dan bakat Teman Belajar ada di
bidang seni.
Jika
minat dan bakat Teman Belajar di bidang seni, ada banyak jurusan yang bisa
dipilih untuk mengembangkan diri dan mempersiapkan masa depan. Jurusan Seni
Rupa, Desain Komunikasi Visual, dan beberapa jurusan seni lainnya. Prospek
kerja untuk minat dan bakat seni dapat memasuki dunia profesional seperti
desainer grafis, ilustrator, desainer web, dan berbagai posisi di industri
kreatif.
(2). Ikuti Tes Minat dan Bakat
Untuk
memantapkan minat dan bakat yang Teman Belajar, boleh banget untuk ikuti tes
minat dan bakat. Banyak tes minat dan bakat yang bisa Teman Belajar ikuti secara
gratis dan berbayar. Tes minat bakat membantu Teman Belajar untuk mengetahui
jurusan yang tepat untuk dipilih.
Tes
minat dan bakat akan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan Teman
Belajar. Teman Belajar hanya perlu memberikan jawaban yang jujur agar mendapat
hasil yang lebih terarah. Mengikuti tes minat dan bakat juga akan memaparkan
kelebihan dan kelemahan diri Teman Belajar, sehingga untuk melakukan riset
jurusan dan prospek karir juga akan lebih mudah.
Riset Jurusan dan Prospek Karir
Saat
ini banyak jurusan yang keren dan sesuai dengan bakat minat Teman Belajar. Akan
tetapi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih jurusan
itu. Lakukan riset jurusan dan prospek karir agar tidak menyesal di kemudian
hari.
![]() |
Lakukan riset sebelum memutuskan memilih [Photo: Pexels] |
(1). Riset Mendalam
Saat
sudah memutuskan akan mendaftarkan di kampus mana, lakukan riset mendalam
tentang jurusan dan kampus tersebut. Pelajari tentang kurikulum, peluang karir,
dan tantangan saat Teman Belajar kuliah di sana.
Jika
kampus di kota Teman Belajar punya jurusan yang sama dengan yang Teman Belajar
inginkan akan lebih baik membuat riset dan melakukan perbandingan. Akan tetapi,
jangan bandingkan sekedar kampus top nasional dengan kampus top daerah, ya.
Banyak hal lain yang perlu dilakukan riset mendalam terutama di bidang prospek
karir jika Teman Belajar berencana berkarir di tanah kelahiran.
(2). Prospek Karir
Prospek
karir setiap jurusan akan berbeda untuk tiap tahunnya, Teman Belajar. Saat
memutuskan memilih sebuah jurusan, pikirkan prospek karir lima tahun ke depan.
Apa yang bisa dilakukan dan akan dilakukan? Apa peluang yang dapat diberikan
oleh jurusan tersebut lima tahun ke depan. Bisa jadi, lho, tahun ini karir
bidang A sangat bagus, tapi lima tahun ke depan ternyata sudah semakin sempit.
Saat
melakukan riset karir, kenali diri sendiri. Tanyakan pada diri sendiri, apakah
jurusan yang Teman Belajar pilih sudah sesuai dengan minat? Tanyakan juga pada
diri sendiri, apa yang utama untuk Teman Belajar dalam berkarir, uang atau
kenyamanan kerja?
(3). Konsultasi
Jika
kampus atau sekolah Teman Belajar memiliki divisi pengembangan karir atau
perencanaan masa depan, datangi divisi itu. Lakukan konsultasi untuk memilih
jurusan yang tepat dan gambaran yang akan di dapat nanti. Melakukan konsultasi
sebelum membuat keputusan akan memberi gambaran baru untuk keputusan yang lebih
baik.
Pertimbangkan Faktor Eksternal
Ada
beberapa faktor yang penting untuk dipertimbangkan sebelum membuat keputusan.
Faktor eksternal dan internal kampus yang dituju. Iya, sih, kampus pilihan
Teman Belajar keren. Namun ada yang lebih penting selain keren, yaitu
pertimbangan soal biaya kuliah dan lokasi kampus.
(1). Biaya Kuliah
Terkadang
kita luput mempertimbangkan hal lain dalam memilih kampus. Biaya kuliah menjadi
faktor penentu untuk kemulusan karir dalam meraih gelar sarjana. Memang, sih, sudah
ditanggung UKT-nya, tapi seberapa jauh jarak dari rumah? Jika diangsur, biaya
kuliah ini tidak mahal, tapi karena pembayarannya sekaligus jadi terasa berat.
(2). Lokasi Kampus
Berbanding
terbalik dengan biaya hidup. Biaya hidup tentu lebih mahal dibandingkan dengan
biaya kuliah. Lokasi kampus yang terlalu jauh dari rumah akan memakan biaya
yang lebih mahal. Kalaupun tidak mengeluarkan biaya transportasi lokal, tapi
akan mengeluarkan anggaran untuk bayar kos. Pertimbangkan ini juga, ya, Teman
Belajar.
Renungkan dan Pertimbangkan
Renungkan
dan pertimbangkan kembali pilihan Teman Belajar setelah mendapatkan beberapa
pencerahan. Jangan sampai merasa tertipu dengan gambar di Google dan review di
blog, ya. Ini bisa banget terjadi, maka biar nggak nyesal, nggak ada salahnya
melakukan hal berikut sebagai bahan renungan dan pertimbangan tingkat lanjut.
(1). Kunjungi Kampus
Sebelum
mendaftarkan ke kampus yang dituju, boleh banget untuk melakukan campus tour.
Usahakan setidaknya untuk datang sekali saja ke kampus itu dan jalan-jalan
seharian. Mengunjungi kampus dengan cara melihat konten di YouTube dan website tidak
akan sama dengan mengunjungi langsung. Jika Teman Belajar datang langsung untuk
berkunjung, tentu akan melihat banyaknya perbedaan antara video yang diposting
di YouTube dan nyata. Bisa jadi video di YouTube diposting sepuluh tahun lalu,
tentu banyak sekali perubahan yang terjadi.
(2). Pelajari Kurikulum
Ini
yang paling penting, Teman Belajar. Pelajari kurikulum di kampus tersebut. Biasanya
kurikulum di kampus tertentu menyesuaikan dengan kebutuhan secara daerah dan
nasional. Cek persentasenya, ya. Kebutuhan di setiap daerah berbeda, jangan
tergoda nama besar kampus, akhirnya kita justru terjebak dengan kata-kata salah
jurusan.
(3). Bandingkan dengan Jurusan Lain
Bandingkan
dengan jurusan lain yang memiliki kemiripan. Ada beberapa jurusan yang memiliki
kemiripan seperti Ilmu Komnukasi, Manajemen Komunikasi, Komunikasi dan Penyiaran
Islam, atau Desain Komunikasi Visual. Bandingkan satu sama lain dan cek mana
kurikulum yang paling cocok dengan yang Teman Belajar butuhkan. Seringkali kita
hanya mengenal jurusan Ilmu Komunikasi, tetapi yang kita inginkan dan bakat
kita ada di Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Lakukan Riset Tambahan
Setelah
urusan riset dan tahapan di atas selesai, jangan lupa melakukan riset tambahan.
Bangun komunikasi dengan alumni dan berkomunikasilah dengan mereka. Hindari mencari
alumni yang sukses saja, tapi perluas juga dengan alumni yang tidak muncul ke
publik sebagai tokoh. Ulasan yang jujur biasanya selalu datang dari alumni yang
biasa-biasa saja, lho.
![]() |
Lakukan riset tambahan memalui media sosial kampus [Photo: Pexels] |
Salah Jurusan? No, way!
Sebagian besar mahasiswa semester lima,
biasanya mulai menggalau dan merasa salah jurusan. Ada banyak faktor yang
menyebabkan seseorang salah jurusan. Salah satunya karena tidak memahami apa
yang ingin dikerjakan selanjutnya. Hal ini disebabkan karena kekhawatiran masuk
ke dunia kerja yang semakin sulit.
Saya
pernah merasa salah jurusan saat aktif di bidang kemanusiaan dan menjadi fasilitator
masyarakat. Saat itu saya merasa harusnya saya masuk jurusan Pengembangan
Masuarakat Islam atau Pekerjaan Sosial saja. Lebih nyambung dengan bidang pekerjaan
saya saat itu. Akan tetapi, semua perasaan itu hanya sementara saja, Teman
Belajar. Setelah mengecek dan menelusuri kekhawatiran saya saat itu, akhirnya
sama menemukan bahwa apa yang saya rasakan karena saya tidak paham apa yang
ingin saya lakukan. Saya hanya kecewa karena kurang riset saat pindah jurusan
dari Komunikasi dan Penyiaran Islam ke jurusan Jurnalistik.
Cara
paling mudah agar tidak merasa salah jurusan adalah dengan menikmatinya. Nikmati
prosesnya sambil mencari peluang dari rasa dongkol yang sudah terlanjur
menumpuk dalam hati. Tidak ada salahnya juga membaca cerita-cerita orang lain tentang
salah jurusan atau gagal masuk ke jurusan impian. Saya juga pernah tersadar
saat membaca karya seorang blogger asal Garut. Monica Rasmona menulis
sebuah cerita pendek dengan tokoh bernama Angkasa. Pemuda yang memimpikan
kuliah di Universitas Indonesia, bahkan mimpi itu seperti bunga tidur yang
rutin dikirimkan Tuhan untuknya.
Cerita ini sederhana, tapi kerap terjadi hampir pada setiap pemimpi. Seseorang yang menginginkan sebuah tujuan, tapi tidak tercapai. Sehingga dia berjanji pada diri sendiri untuk berusaha masuk Universitas Indonesia pada kehidupan selanjutnya.
Membaca banyak cerita ini menyadarkan kita tentang satu hal. Tidak semua hal yang kita inginkan dalam hidup harus tercapai selalu. Hidup kita milik Allah, berusaha maksimal dan berdoa tanpa batas minimal. Insyaallah, dalam memilih jurusan pun akan ada satu kata lain, “salah jurusan? No way!”
Posting Komentar