Halo, Teman Belajar! Dalam komunikasi massa, media menjadi medium utama dalam penyampaian pesan. Sebelum melihat bagaimana media massa bekerja lebih jauh, perlu diketahui juga bahwa media massa memiliki sistem dan struktur.
(1). Pengertian Sistem Media Massa
Sistem
media massa merujuk pada berbagai elemen yang saling terkait dalam industri
media yang bekerja secara terorganisir untuk menyampaikan pesan kepada khalayak
luas. Sistem ini mencakup proses produksi, distribusi, dan konsumsi media dalam
berbagai format (cetak, elektronik, digital). Dalam konteks ini, media massa
bertindak sebagai saluran komunikasi yang penting dalam menyebarkan informasi,
menginformasikan publik, dan membentuk opini masyarakat.
![]() |
Media massa merupakan pilar dari sumber informasi di tiap negara. (Photo: Pexels) |
(2). Elemen-Elemen dalam Sistem Media Massa
Ada
4 (empat) elemen dalam system media massa yang perlu Teman Belajar ketahui. Keempat
elemen tersebut merupakan elemen pennting dalam system media massa yang harus
diingat.
Produsen Konten
Pihak
yang membuat dan menghasilkan konten media (jurnalis, produser, pembuat
konten). Produsen konten bisa siapa saja yang tergabung dalam Lembaga media
massa. Konten yang diproduksi akan disalurkan kepada Masyarakat melalui saluran
penyiaran atau media yang digunakan.
Saluran Penyiaran
Saluran
penyiaran yang dimaksud Adalah media yang digunakan untuk menyalurkan pesan
kepada audiens, seperti televisi, radio, surat kabar, atau platform digital
(website, media sosial). Belakangan saluran media penyiaran media sosial lebih
banyak digunakan dan lebih banyak diminati. Saluran YouTube yang merupakan
media terbesar digunakan di dunia salah satu saluran penyiaran untuk
menyebarkan konten.
Konsumen Konten
Konsumen
konten yang dimaksud Adalah komunikan. Audiens menerima dan mengonsumsi pesan (konten)
yang disampaikan melalui media massa, baik secara pasif maupun aktif. Penyebaran
konten melalui media sosial seperti YouTube merupakan penyebaran secara aktif.
Regulasi dan Kebijakan
Regulasi
artinya aturan atau kebijakan yang dibuat oleh oleh pihak pemerintah atau
organisasi. Dalam media massa ada regulasi dan kebijakan yang diatur untuk
membatasi atau memberi kebebasan hal-hal tertentu dalam gerak media massa. Salah
satu regulasi dan kebijakan yang umum kita temukan berupa aturan yang mengatur
penyiaran dan distribusi media. Aturan ini memastikan keseimbangan antara
kebebasan berekspresi dan tanggung jawab sosial.
(3). Struktur Media Massa
Berbeda
dengan system yang banyak berkaitan dengan regulasi atau hal-hal yang sifatnya
baku, maka struktur sifatnya lebih luwes. Struktur media massa menggambarkan
hubungan antara berbagai komponen dalam industri media yang memengaruhi cara
informasi diproduksi, dikendalikan, dan didistribusikan. Struktur ini
melibatkan beberapa lapisan, yaitu:
Media Tradisional
Media
tradisional berbeda dengan media baru. Media surat kabar digolongkan seperti
surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Media ini memiliki hierarki yang
lebih jelas, dengan sejumlah perusahaan besar yang mendominasi pasar. Meskipun media
massa banyak yang berubah menjadi sistem digital, tetapi masih banyak media
tradisional yang bertahan di Indonesia.
![]() |
Surat kabar sebagai salah satu bagian dari media tradisional (Photo: Pexels/Brotin Biswas) |
Media Digital
Dalam
kurun sepuluh tahun ini, media digital paling mudah ditemui dan paling dekat
dengan kita. Kita bisa menemukan media digital dalam bentuk platform online
(website, media sosial, YouTube, dll.) yang memungkinkan interaksi langsung
antara produsen konten dan konsumen. Media digital juga lebih fleksibel dan
sering kali lebih cepat dalam menyampaikan informasi.
Penyiaran Terestrial
Siaran
terrestrial adalah metode penyiaran televisi dan radio yang menggunakan
pemancar di darat (daratan) untuk mengirimkan sinyal melalui gelombang radio ke
antenna rumah-rumah. Contohnya seperti pengguna TV dengan menggunakan parabola.
Ada istilah lain yang sering digunakan juga, yaitu siaran Over the Air (OTA).
Siaran ini bisa berbentuk analog atau digital.
Penyiaran
terrestrial merupakan bentuk penyiaran melalui frekuensi udara yang bisa
diakses oleh siapa saja tanpa biaya tambahan. Biasanya memiliki audiens lebih
luas namun terbatas oleh jangkauan sinyal.
Media Berlangganan
Berbeda
dengan media terestrial, media berlangganan (seperti kabel, streaming online)
biasanya menargetkan audiens tertentu dengan konten yang lebih eksklusif dan
spesifik. Jika Teman Belajar suka menonton WeTV atau platform streaming lainnya,
ini merupakan salah satu contoh dari media berlangganan.
(4). Peran Media Massa dalam Masyarakat
Media
massa berfungsi sebagai agen perubahan sosial, penghubung antara pengambil
keputusan dan masyarakat, serta sebagai alat untuk mempertahankan norma sosial
dan nilai budaya. Dalam konteks Komunikasi dan Penyiaran Islam, media massa
juga memainkan peran penting dalam dakwah Islam dan penyebaran pesan moral yang
relevan dengan kebutuhan audiens Muslim.
Penyebaran Informasi
Media
massa adalah sarana utama untuk memperoleh informasi terkini, baik dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, maupun keagamaan. Informasi yang disebarkan melalui
media bergerak secara cepat, luas, dan efisien kepada masyarakat. Media bertindak
sebagai perantara antara sumber informasi dan penerima informasi.
![]() |
Di era digital informasi lebih mudah didapatkan (Photo: Pexels/Kaboompics) |
Pembentukan Opini Publik
Opini
publik merupakan pendapat kelompok masyarakat dari pendapat atau diperoleh dari
suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Sebagai bagian
dari publik, media massa dapat
mempengaruhi cara pandang dan sikap masyarakat terhadap berbagai isu penting,
seperti isu-isu sosial, budaya, dan agama.
Sarana Dakwah
Media
massa dapat digunakan untuk menyebarkan pesan Islam yang rahmatan lil
‘alamin, menyuarakan kebaikan, dan memperkenalkan nilai-nilai Islam di
tengah kehidupan masyarakat. Media Islami pertama yang mengusung konsep
jurnalistik Islam di Indonesia adalah Majalah Sabili. Majalah Sabili dengan
tegas menyatakan bahwa mereka adalah media yang memfasilitasi sarana dakwah
untuk ummat.
(5). Perkembangan Media Massa di Era Digital
Di
era digital, sistem dan struktur media mengalami transformasi besar. Peran
media sosial, aplikasi streaming, dan platform berita digital semakin dominan.
Perubahan ini membuka peluang baru bagi penyiaran Islam berbasis nilai dan
kearifan lokal. Beberapa karakteristik media massa digital yang perlu
diperhatikan adalah:
Interaktivitas
Interaktivitas
dalam media digital adalah kemampuan pengguna untuk interaksi dan memberikan
respon terhadap konten atau sistem digital. Dalam media digital audiens tidak
hanya pasif menerima informasi. Audiens dapat dengan aktif memberikan umpan
balik langsung terhadap konten yang dipublikasikan melalui komentar, like, dan
share.
Kecepatan Penyebaran Informasi
Kecepatan
merupakan bagian dari ciri khas dan kelebihan dari media digital. Informasi
bisa tersebar dengan sangat cepat melalui platform online dan media
sosial.
Personalisasi Konten
Personalisasi
konten adalah strategi untuk menyesuaikan konten digital agar relevan dengan
preferensi, perilaku, dan kinat setiap pengguna individu sehingga meningkatkan
pengalaman dan keterlibatan mereka. Platform digital dapat menyesuaikan jenis
konten yang ditampilkan sesuai dengan preferensi audiens, berdasarkan algoritma
yang digunakan.
(6). Tantangan dan Peluang Media Massa di Era Digital
Menghadapi era
digital, seluruh media massa yang eksis mendapatkan tantangan sekaligus peluang.
Beberapa tantangan yang kerap dihadapi oleh media massa di era digital seperti:
Pengelolaan Informasi
Penyebaran
informasi yang sangat cepat dapat menimbulkan penyebaran hoaks dan informasi
palsu. Hoaks adalah informasi palsu, berita bohong, atau fakta yang dipelintir
atau direkayasa untuk lelucon hingga serius (politis). berita hoaks mudah tersebar
di era digital.
![]() |
Informasi hoaks salah satu tantangan yang harus dihadapi di era digital. (Photo: Markus Winkler) |
Fragmentasi Audiens
Fragmentasi
audiens artinya fenomena terbaginya audiens massa menjadi kelompok-kelompok
kecil dan terspesialisasi. Pembagian kelompok kecil yang lebih khusus ini
dikarenakan banyaknya saluran media dan konten yang membuat perhatian audiens
tersebar di berbagai platform. Karena itu pula, media digital menghadapi
tantangan dalam menjangkau audiens yang tersebar dalam berbagai platform dan
preferensi.
Komersialisasi
Sama
seperti produk lain, media massa juga mengalami komersialisasi. Komersialisasi adalah
proses untuk mengubah bentuk sesuatu menjadi barang dagangan atau produk yang
bisa dijual. Saat ini, banyak media massa yang lebih mementingkan keuntungan
finansial daripada keberagaman informasi yang berimbang.
Selain
tantangan untuk melakukan hal-hal di atas, ada beberapa peluang yang bisa
dihadapi oleh media massa di era digital. Beberapa peluang tersebut dapat
dibagi dalam beberapa hal:
Inovasi Konten
Dengan
berbagai format dan platform, ada banyak peluang untuk menciptakan konten
dakwah yang lebih menarik dan mudah diakses oleh audiens muda. Pemanfaatan media
sosial sebagai platform untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah merupakan
salah satu cara inovasi dalam penyebaran konten dakwah. Begitu juga dengan
bidang lain yang lebih konvensional.
Akses Lebih Luas
Media
sosial memiliki akses yang luas. Sebagaimana dengan perannya yang dapat
menjangkau audiens lebih luas dan cepat, media digital memungkinkan pesan
dakwah sampai ke audiens yang lebih luas, tanpa batasan geografis. Media digital
memungkin penyampaian pesan dakwah atau konvensional lebih efektif dibandingkan
dengan media tradisional.
Penyiaran Berbasis Komunitas
Media
sosial dapat menjadi alat untuk membangun komunitas online yang saling
mendukung dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan Islam. komunitas online
memungkinkan berbagai kelompok yang tidak memungkinkan untuk bertemu secara
tatap muka dapat terhubung secara online.
![]() |
Penyiaran berbasis komunitas sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan di era digital. (Photo: Pexels/Magda Ehlers) |
Diskusi dan Evaluasi
Setelah membaca uraian di atas, tentu muncul beberapa
pertanyaan berkaitan dengan kondisi media massa di Indonesia. Ada beberapa contoh
kasus yang dapat dibahas dalam diskusi ini untuk dievaluasi bersama.
Contoh Kasus
(1). Media Nasional
Kasus: Televisi nasional menyiarkan program dakwah Ramadan
dengan format talk show interaktif. Namun, isi acara banyak disponsori oleh
produk komersial.
Poin
Analisis:
(1). Bagaimana sistem media
massa bekerja dalam hal produksi konten dan iklan?
(2). Apakah fungsi dakwah bisa
berjalan maksimal dalam struktur media yang berorientasi profit?
(2). Media Lokal dan Kearifan Lokal
Kasus: Radio lokal di Aceh menyiarkan program dakwah dalam
bahasa daerah Gayo untuk mempertahankan identitas lokal sekaligus menyampaikan
pesan Islam.
Poin
Analisis:
(1). Bagaimana peran media lokal
dalam menjaga budaya dan identitas masyarakat?
(2). Apa kelebihan dan kelemahan
media lokal dibanding media nasional?
(3). Media Digital
Kasus: Seorang da’i muda menggunakan YouTube dan TikTok
untuk menyampaikan pesan dakwah dengan format kreatif (storytelling, konten
pendek, humor Islami).
Poin
Analisis:
(1). Bagaimana struktur media
digital memungkinkan da’i independen untuk menjangkau khalayak luas?
(2). Tantangan apa yang muncul
terkait otoritas keilmuan, etika, dan risiko penyebaran informasi yang tidak
valid?
Pertanyaan Untuk Didiskusikan
Jawab pertanyaan berikut untuk didiskusikan di kelas
berdasarkan sudut pandang dan pemahaman Anda masing-masing:
(1). Menurut Anda, apakah media
massa di Indonesia lebih berfungsi sebagai public service atau sebagai komoditas
ekonomi?
(2). Bagaimana posisi dakwah
Islam dalam sistem media yang dikendalikan oleh logika bisnis?
Posting Komentar